Jumat, 26 September 2014

Tentang Lulusan Hoofdcursus

            



                                         Oleh: Adrianus Kojongian






Hoofdcursus 1921-1922, koleksi Kampen in Beeld. *)




Menyambung tulisan Tentang Lulusan KMA Breda, Hoofdcursus di Breda --sebelumnya di Kampen-- turut melahirkan sejumlah perwira pribumi KNIL. Ketika dilantik, untuk lama pendidikan dua tahun (berbeda KMA tiga tahun), lulusannya sama memperoleh pangkat seperti lepasan KMA. yakni letnan dua.

Seperti KMA Breda, Hoofdcursus terbagi voor hier te lande, dimana lulusannya akan ditugaskan di Negeri Belanda sendiri, serta voor Nederlandsch-Indische leger, sebagai tentara berdinas di Hindia-Belanda (KNIL). Sama pula ada untuk pendidikan infanteri (bahkan disebut sangat spesifik sebagai cursus bij het wapen der infanterie), dan administrasi militer.

Lulusan Hoofdcursus pun banyak menjadi perwira terkenal. Bahkan, Hendricus Colijn, salah seorang lulusannya, pernah menjadi menteri pertahanan, perdana menteri serta menjabat berbagai posisi penting lain di kabinet Belanda.

Yang berbeda, pribumi Indonesia lulusan Hoofdcursus, memang, selalu terlambat naik pangkat dibanding lulusan KMA Breda. Kalau pribumi dari Breda awal-awalnya hanya butuh waktu satu tahun saja untuk naik letnan satu, keluaran Hoofdcursus akan butuh beberapa tahun untuk mencapainya. Pangkat paling tinggi (sampai 1942) yang mereka raih hanya sampai kapten. Baru sesudah Jepang kalah ada yang dipromosi ke pangkat mayor.

Pribumi Indonesia yang diterima di Hoofdcursus (dan juga KMA) hampir semuanya berasal dari Militaire School, dan sebelumnya lagi melanjutkan (terbanyak) dari Instituut Aspirant-Officieren, sama-sama di Meester Cornelis.  Institut Aspirant-Officieren mendidik calon perwira, merupakan lanjutan dari Cursus tot Opleiding van Inlandsch Officieren yang dibuka 1 Juli 1907, dengan siswa pribumi Indonesia dan mayoritas Belanda. Berbeda, Cursus tot Opleiding semua siswanya adalah pribumi (lihat Litnan-Djawa dari Manado serta Kapitein  dan Majoor KNIL).

Tahun 1920 dua pelajar kelas akhir Militaire School berhasil lolos ujian masuk ke Hoofdcursus, ketika masih berada di Kampen. Bataviaasch Nieuwsblad 11 Mei 1920 menulis keduanya bernama P.A.Saro dan H.W.Thenu. Tidak diketahui apakah keduanya pribumi, namun, kalau bukan orang Belanda, banyak fam (marga) Saro di Nias dan Thenu di Maluku.

Sebelumnya, diberitakan Mei 1919, Saro dan Thenu berhasil dalam ujian ke tahun ajar kedua Militaire School.

Di Kampen,  bulan Agustus 1922, P.A.Saro dan H.W.Thenu lulus dalam ujian dan memenuhi syarat untuk menjadi letnan dua infanteri voor Nederlandsch-Indische leger. Bersama keduanya, lulus pula A.A.Bontekoe. Thenu di tahun 1934 berpangkat kapten infanteri.

Sebelum Saro dan Thenu, De Telegraaf 22 Agustus 1917 mengungkap adanya nama Ph.Jap Tjong, yang dari namanya bisa jadi berdarah Tionghoa. Namun, Ph.Jap Tjong kemungkinan memang asli tinggal dan berdomisili Belanda, karena ia mengikuti pendidikan infanteri voor hier te lande, bukan untuk Nederlandsch-Indische leger.

C.A.Celosse dari Manado, bulan Mei 1919 berhasil ke tahun pertama Militaire School, ketika P.A.Saro dan H.W.Thenu naik ke tahun kedua studi. Tahun 1921 Celosse yang merupakan keturunan campuran (Borgo, burger), menyusul masuk ke Hoofdcursus.

De Telegraaf 17 Agustus 1923 memberitakan C.A.Celosse sebagai pelajar tahun terakhir berhasil lulus ujian menjadi perwira, dan kemudian dilantik menjadi letnan dua infanteri. Celosse bertugas di berbagai daerah. Tahun 1935 setelah duabelas tahun berdinas, ia dipromosi menjadi kapten ketika bertugas di Bondowoso (Jawa Timur). Juli itu juga ia dipindah ke Pontianak (Kalbar). 

Bulan Januari 1941, Kapten Infanteri C.A.Celosse dari Magelang, dimutasi bertugas di Majalengka (Jawa Barat).

Berikut, E.Sahuleka, terpilih dari Militaire School dalam ujian Mei 1922 untuk mengikuti pendidikan di Hoofdcursus. Sahuleka masuk Militaire School 1920. Sebagai korporaal leerlingen (kopral siswa) Sahuleka Mei 1921 naik ke tahun kedua, dan ketika terpilih ke Hoofdcursus statusnya sersan siswa.

LATUPERISA
Menyusul E.A.Latuperisa diterima di Hoofdcursus yang saat itu telah berada di Breda, dipindah dari Kampen. Ketika Sahuleka masuk Hoofdcursus Mei 1922, Latuperisa sebagai sergeant leerlingen baru naik ke tahun kedua Militaire School.  Dalam ujian masuk ke Hoofdcursus di bulan Mei 1924, dari para kandidat di Militaire School, Latuperisa satu-satunya pribumi yang terpilih.

Di Hoofdcursus, sersan siswa E.A.Latuperisa diberitakan Agustus 1926 berhasil lulus ujian Hoofdcursus untuk menjadi letnan dua infanteri Nederlandsch-Indisch leger.

Latuperisa bulan Februari 1932 masih berpangkat letnan satu, dari Garnizoen-Bataljon der Westerafdeeling van Borneo di Detasemen Sintang (sekarang Kalbar), dimutasi ke Troepenmacht van Aceh. Tahun 1939 berpangkat kapten bertugas di Bataljon 2 Genietroepen di Cimahi Jawa Barat.


E.A.Latuperisa yang bernama panjang Eduard Alexander Latuperisa, kelahiran Kudus Jawa Tengah 9 April 1902, menurut Oorlogsgravenstichting, meninggal ditembak Jerman di Leusderheide Utrecht 29 Juli 1943. Kuburannya berada di Rusthof Amersfoort.

Selain C.A.Celosse, orang Manado lain yang diterima Hoofdcursus adalah Jan Kaseger. Ia awalnya masuk Instituut Aspirant-Officieren 1920. Mei 1923 dari Voorcursus (VC) III ia lulus ujian masuk ke Militaire School. Di tahun akhir di Militaire School, Mei 1925, Kaseger sebagai satu-satunya pribumi yang lolos ujian masuk ke Hoofdcursus bersama 6 orang Belanda lainnya. Bulan Agustus 1927 Jan Kaseger lulus dari Hoofdcursus dan dilantik jadi letnan dua infanteri (lihat Mayor J.Kaseger Bukan Lulusan KMABreda) . ***


Inilah beberapa 'Pribumi' dari Hoofdcursus di Kampen lalu Breda

No.
Nama
Masuk
Jurusan
Dilantik Letnan Dua
1.
C.A.Celosse
1921
Infanteri
1923
2.
E.Sahuleka
1922
Infanteri

3.
E.A.Latuperisa
1924
Infanteri
1926
4.
J.Kaseger
1925
Infanteri
1927




BAHAN OLAHAN
Delpher Kranten-Koninklijke Bibliotheek Nederland:
Bataviaasch Nieuwsblad 27 Mei 1919, 11 Mei 1920, 25 Mei 1923, 14 Mei 1924, 15 Mei 1925, 23 Februari 1932.
Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indie 26 Mei 1921,16 Mei 1922, 26 Mei 1922.
De Tijd 17 Agustus 1922, 20 Agustus 1927.
De Telegraaf 22 Agustus 1917, 17 Agustus 1923.
De Indische Courant 8 Juli 1935.
Algemeen Handelsblad 12 Agustus 1926, 19 Agustus 1927.
Oorlogsgravenstichting (OGS) Nederland.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.