Oleh: Adrianus Kojongian
Foto lain (Letnan Dua) lulusan 1912. *) |
Para
lulusan pertama Sekolah Perwira Pribumi atau Cursus tot Opleiding van Inlandsche Officieren di Meester Cornelis
(Jatinegara sekarang), yang selalu diembeli Inlandsc
pada pangkatnya—sehingga digelari Litnan Djawa—kebanyakan mencapai pangkat
Kapitein dan tertinggi Majoor ketika dipensiun dalam dinas KNIL. Ada
pengecualian, Raden Mas Soegondo, lulusan tahun 1914, meski diberi pensiun Majoor,
setelah Jepang kalah, berdinas ulang, dan diberi pangkat Luitenant-Kolonel dan
terakhir di tahun 1949 memperoleh promosi sebagai Kolonel KNIL.
Para lulusan pertama Sekolah Perwira Pribumi atau Cursus tot Opleiding van Inlandsche Officieren di Meester Cornelis (Jatinegara sekarang), yang selalu diembeli Inlandsc pada pangkatnya—sehingga digelari Litnan Djawa—kebanyakan mencapai pangkat Kapitein dan tertinggi Majoor ketika dipensiun dalam dinas KNIL. Ada pengecualian, Raden Mas Soegondo, lulusan tahun 1914, meski diberi pensiun Majoor, setelah Jepang kalah, berdinas ulang, dan diberi pangkat Luitenant-Kolonel dan terakhir di tahun 1949 memperoleh promosi sebagai Kolonel KNIL.
Selain
Raden Mas Soegondo, perwira pribumi yang dipensiun Majoor adalah dua orang
Manado, yakni A.H.H.Kawilarang, dan B.Th.Walangitang. Demikian pula dengan
Oerip Soemohardjo yang kelak menjadi perwira tinggi TNI berpangkat Letnan
Jenderal.
Lulusan
lain Sekolah Perwira Pribumi, rata-rata dipensiun sebagai Kapitein dan Eerste Luitenant (Letnan
Satu). Mereka adalah Raden Wardiman, Raden Soemarno, Raden Mardjono, Raden
Sanjoto, Raden Soeratman, Raden Bagoes Soendjojo dan Raden Mas Soepama.
Selain
Oerip yang menjadi perwira tinggi TNI, pensiunan Kapitein KNIL Raden Soemarno
menjadi Mayor Jenderal TNI di tahun 1949.
Seorang
lulusan Cursus tot Opleiding van Inlandsche Officieren tercatat diberhentikan
setelah desertir dan diadili di pengadilan militer. Lulusan tahun
1913 tersebut, diberhentikan tahun 1917 karena tersandung sebuah kasus hukum. Kemudian, seorang Letnan Satu lulusan tahun 1910, juga di tahun 1917, sempat diperiksa atas sebuah pengaduan.
Berikut
saya turunkan nama para perwira bangsa Indonesia pertama di KNIL dari olahan
Delpher Kranten. Tulisan ini sedikit melenceng dari keinginan saya sekedar
menulis tentang Manado. Saya tertarik menulisnya karena banyak perwira lepasan
Cursus tot Opleiding van Inlandsche Officieren, tapi ditulis alumni Koninklijke Militaire Academie (KMA) di Breda. Khusus tentang B.Th.Walangitang dan A.H.H.Kawilarang saya akan menulisnya tersendiri.
LULUSAN TAHUN 1910
RADEN MARDJONO
Mencatatkan
diri sebagai opsir pribumi (Inlandsch
Officier) pertama setelah dilantik tanggal 12 Oktober 1910 bersama dua
orang rekannya sebagai Inlandsch tweede luitenant. Bulan Oktober 1911
diberitakan dimutasi ke Bataljon 11 dari Bataljon 18, Dan, pada Juni 1913 dipindahkan
dari Bataljon 18 ke Bataljon 15. Tahun 1924 ketika berpangkat Kapitein KNIL terpilih
menjadi anggota Volksraad.
RADEN SANTOSA
Setelah
dilantik perwira, bulan Oktober 1911 itu, ditempatkan di Bataljon 12 dari
Bataljon 18 (tempatnya selama tiga bulan sebagai Sersan-Leerlingen).
Juni 1913 diberitakan dimutasi dari Bataljon 12 ke Bataljon 8 di Malang.
Kemudian di bulan Oktober 1911 dipindah dari Malang ke Depot-Bataljon 3.
Promosi menjadi Letnan Satu bulan Juni 1914.
RADEN WARDIMAN
Awal
bulan Juni 1914 naik pangkat menjadi Letnan Satu bersama-sama Raden Santosa. Berikutnya
promosi sebagai Kapitein awal bulan Juli 1921. Ia mencatatkan diri sebagai Kapitein
pribumi pertama Indonesia dalam KNIL. Awal bulan Juli 1924 dipensiun dengan pangkat Kapitein.
LULUSAN TAHUN 1911
B.TH.WALANGITANG dan A.H.H.KAWILARANG
Keduanya dilantik Letnan Dua Oktober 1911,
dan bersama-sama ditempatkan di Bataljon 18. Bersama peroleh promosi Letnan
Satu Oktober 1915. Bersama pula promosi sebagai Majoor KNIL, terhitung tanggal
16 Oktober 1933.
LULUSAN
TAHUN 1912
RADEN SOERATMAN
Dilantik bulan Oktober 1912. Dipromosi Letnan
Satu Infanteri bulan November 1916. Bertugas di Banjarmasin, lalu Oktober 1920
pindah di Long Iram. Desember 1926 mutasi ke Bataljon 3 Purworejo. Tahun 1929
dipromosi Kapitein, dan Maret 1932 pindah di Bataljon Infanteri 5 di Semarang.
Terhitung 31 Desember 1933 dipensiun Kapitein KNIL.
RADEN MAS SOEPAMA
Promosi Letnan Satu Infanteri bulan November
1916 bersama-sama Raden Soeratman. Lama bertugas di Aceh. Bulan Februari 1923
dari Garnisun Compagnie di Semarang pindah di Bataljon Infanteri 3 di
Banju-Biru.
LULUSAN TAHUN 1913
RADEN ASMINO
Dilantik
Letnan Dua Infanteri bulan Oktober 1913, langsung ditempatkan di Bataljon Infanteri
18. Kemudian pindah di Bataljon Infanteri 12 sejak Desember 1914.
RADEN SOEMARNO
Setelah
dilantik perwira bersama 3 rekan angkatannya ditempatkan di Bataljon Infanteri 18, lalu
1914 di Bataljon 12. Promosi Kapitein Infanteri KNIL sejak Agustus 1927. Terakhir
bertugas di Bataljon 2 di Magelang, dan dipensiun Kapitein KNIL
terhitung tanggal 30 Juni 1935. Kelak awal 1949 sebagai Mayor Jenderal TNI.
RADEN SANJOTO
Dipromosi
Kapitein KNIL bulan Agustus 1927 bersama Raden Soemarno. Bulan Agustus
1941 menerima penghargaan dari kerajaan Belanda Oranje Nassau-Orde.
LULUSAN TAHUN 1914
RADEN MAS SOEGONDO
Peroleh
promosi Kapitein September 1927 bersama dua rekan angkatannya. Dipensiun
sebagai Majoor KNIL tahun 1939 dengan jabatan terakhir sebagai Komandan Bataljon
9 di Cimahi. Kemudian aktif kembali, naik pangkat Letnan Kolonel, dan bulan
September 1949 dipromosi Kolonel KNIL ketika jadi anggota Komisi Militer dalam Konperensi
Meja Bundar di Den Haag.
RADEN OERIP SOEMOHARDJO
Berpangkat
Letnan Satu bulan September 1927 pindah dari Bataljon 2 di Magelang ke Depot
Bataljon 3 di Ambarawa. Promosi Kapitein September 1927. Kelak sebagai Letnan
Jenderal TNI.
RADEN BAGOES SOENDJOJO
Terkenal
dengan nama Raden Bagoes Soendjojo Holland Soemodilogo. Ketika berpangkat
Letnan Satu menerima tanggal 31 Agustus 1924 penghargaan Belanda Orde van
Oranje-Nassau. Promosi Kapitein bulan September 1927. Bulan April 1928 dari Tweede Marechaussee-Bataljon, dipindah
ke Semarang. Pensiun sebagai Kapitein KNIL. ***
*). Foto
koleksi KITLV Digital Media Library.
BAHAN OLAHAN
Delpher
Kranten (Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indie, Algemeen Indisch Dagblad.
Java Bode, De Tijd, Nieuwe
Roterdamsche Courant, Algemeen Handelsblad, Bataviaasch Nieuwsblad, De Sumatra
Post, De Indische Courant, Soerabaijasch Handelsblad, Het Dagblad, De
Locomotief. Semua koran periode 1907-1949).
LULUSAN TAHUN 1910
RADEN SANJOTO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.