Kamis, 05 Juni 2014

Bintang-Bintang Manado (1)

 

                                                   

 

                                                   Oleh: Adrianus Kojongian

 

 

 

A.L.Wawo-Roentoe dan Zilveren ster yang diterima 1896. *)




Jaman kolonial, bukan hanya kaum militer Manado yang memperoleh berbagai tanda jasa keberanian, pejabat pribumi (inlands bestuur) bahkan orang swasta yang dianggap berjasa, berprestasi dan setia ikut memperoleh berbagai tanda jasa.

Dari kerajaan (dengan beslit Koninklijk) tersedia bermacam penghargaan. Orde Oranje-Nassau umpama, ada Groot-officier, Officier, Commandeur, Ridder,  lalu eeremedaille baik gouden (emas), zilver (perak) dan brons (perunggu). Lalu Orde Nederlanschen Leeuw, ada Grootkruis, Ridder, dan Broeders. Pada pembeslitan tanda jasa, yang gelarannya besar-besaran saat peringatan dan perayaan hari jadi raja dan ratu Belanda, ikut dianugerahkan berbagai rang tituler. 

Bersamaan pula, dianugerahkan berbagai penghargaan dari Gubernur Jenderal, atau kelak atas nama Letnan Gubernur Jenderal dan terakhir Wakil Tinggi Mahkota Belanda di Indonesia. Tanda jasa dari Gubernemen ini  awalnya bermateraikan voor burgerlijke verdiensten (jasa sipil), namun sejak tahun 1894 menjadi voor trouw en verdienste (kesetiaan dan prestasi).

Ada gouden medaille lalu jadi groote gouden ster dan  klein gouden ster. Ada zilveren medaille lalu jadi groote zilveren ster dan kleine zilveren ster. Lalu sampai 1894 bronzen medaille kemudian jadi bronzen ster. Dan juga ada penghargaan tongkat dan kenop emas.

Selain penghargaan untuk militer voor moed en trouw, Gubernur Jenderal turut menganugerahkan titel, dan predikat, terutama untuk para regen (bupati) di Jawa gelar-gelar Ario, Adipati, Demang, Ranga, Mas, Raden, Kanduruan, Gelensongsong dan sebagainya. Lalu tituler rang untuk para pemimpin Cina dan Arab, seperti kapitein, majoor dan luitenant. Sementara para Kepala Distrik Minahasa yang sangat berjasa, dengan penilikan dan usul Residen Manado, dianugerahi rang Majoor.

BABU BINTANG
Maka, biasanya di hari peringatan kelahiran (Verjaardag) Raja dan Ratu, terutama masa pemerintahan Ratu Wilhelmina (kelahiran 31 Agustus) dan terakhir Ratu Juliana (lahir 30 April), di mana-mana tanah koloni, Hindia-Belanda, akan bertaburan ratusan bintang (ster), hanya khusus anugerah dari Gubernur-Jenderal.

Di tahun 1931, khusus anugerah bintang ini, ada lebih 700 orang menerima (663 pejabat pemerintah dan 47 partikulir). Lalu di tahun 1948, ada kurang lebih 1.200 orang penerima.

Usai itu, akan muncul sapaan kehormatan baru. Embelan ster alias bintang membuat penerima medali emas, perak atau pun perunggu akan menikmati kehormatan dipanggil dengan sebutan bintang. Contohnya di Minahasa, kepala distrik bergelar mayoor yang menerima medali emas atau perak, akan disebut Mayoor Bintang. Hukum Kedua (Kepala Distrik Kedua) mau pun Hukum Tua yang menerima medali perunggu atau pun perak, akan disapa pula sebagai Hukum Kedua Bintang dan Hukum Tua Bintang.

Begitu pun raja-raja di Sangihe-Talaud, Bolaang-Mongondow atau pun raja-raja di Sulawesi Tengah yang masa lalu masuk Keresidenan Manado, akan disebut dengan kehormatan sebagai Raja Bintang. Di Gorontalo, kepala distrik yang menerima akan disebut Marsaoleh Bintang, di Satal ada Jogugu Bintang dan Presiden Jogugu Bintang. Begitu pun di Bolmong ada Jogugu Bintang, Penghulu Bintang serta Sangadi Bintang, dan banyak gelaran lain pemerintahan setempat.

Masih ada, guru penerima akan disapa Guru Bintang. Lalu Pendeta Bintang, Kostor Bintang, Dokter Bintang, Polisi Bintang, Kapitein Arab Bintang dan banyak lagi. Bahkan, di belahan lain Indonesia, ada Opas Bintang, Kuli Bintang, Mandor Bintang, Montir Bintang, Sopir Bintang dan juga tak kalah hebat ada Babu Bintang.

Manado sendiri mempunyai seorang Babu Bintang yang terkenal. Perempuan Sangir bernama Dorkas Nimot, pernah memperoleh penghargaan Bronzen ster voor trouw en verdienste.

Dorkas Nimot menerimanya dengan beslit Gubernur Jenderal Januari 1927. Suratkabar De Indische Courant 15 Februari 1927 mengungkap ia menerima bintangnya pada perayaan Koninginne-dag (hari ratu) di rumah Residen Manado tanggal 29 Januari 1927. Babu Bintang dikaitbandingkan dengan Mayoor Bintang Mandagi. Kepala Distrik Manado Mayoor P.A.Mandagi tercatat menerima penghargaan Kleine Gouden Ster dengan beslit Gubernur Jenderal tanggal 30 Agustus 1926.

Babu Dorkas adalah pembantu rumahtangga Hulppredikker kelahiran Tabukan Gustav Ferdinand Schroder (1868-1927). Dorkas Nimot memperoleh Bronzen ster karena pengabdiannya selama tigapuluh tahun di rumah keluarga pendeta tersebut sebagai babu. Saat itu, famili Schroder berada di Tomohon. Kesetiaan serta lama pengabdian yang panjang, memang, selalu menjadi penilaian utama siapa pun penerima penghargaan Gubernemen tersebut.   

Penghargaan tertinggi bagi orang Manado (di luar penghargaan militer) berdasar beslit kerajaan, baru dicatat tahun 1907. Dokter (Indische Arts) J.Emor menerima Broeder van den Nederlanschen Leeuw dengan beslit kerajaan 28 Agustus 1907.

Dokter Emor kelahiran Ranowangko Minahasa 24 November 1860 dan wafat bulan Agustus 1938 baru menerima Broeder tersebut tanggal 10 Juli 1911. Penghargaan dikaitkan dengan pengabdiannya selama berjangkit wabah kolera di Buleleng September 1910 hingga Februari 1911.

Sebelumnya, dokter Emor di tanggal 24 November 1897 memperoleh Drager Lombok-kruis, atas jasanya selama ekspedisi kedua di Lombok.

SEGELINTIR RIDDER
Tidak pernah ada orang Manado, bahkan Belanda yang sedang bertugas di Manado dapat meraih Groot-officier, dan Commandeur Orde Oranje-Nassau, atau Grootkruis dan Ridder Orde Nederlanschen Leeuw. Hanya pejabat tinggi sipil dan militer Hindia-Belanda, termasuk sultan dan sunan di Jawa yang pernah menyandangnya.

Di abad ke-19 penghargaan semacam Ridder baru diterima pejabat-pejabat Belanda yang berdinas di Manado, seperti Residen Manado A.J.F.Jansen menerima Ridder van den Nederlanchen Leeuw di tahun 1857.  Lalu E.J.Jellesma di tahun 1898, sama Ridder van den Nederlanschen Leeuw. Jellesma menerimanya bersama Hulppredikker Sonder Johann Albert Fraugott Schwarz, Hulppredikker Tomohon Jan Louwerier serta Zendeling Tagulandang Friedrich Kelling, yang masing-masing menerima Ridder van de Oranje-Nassau.

Sebelumnya, dua Zendeling Minahasa terkenal J.F.Riedel dari Tondano dan J.G.Schwarz dari Langowan, memperoleh penghargaan Broeder der Orde Nederlanschen Leeuw.

Orang Manado pertama yang menerima penghargaan Ridder, adalah Christiaan Nomor Pontoh, Raja Taruna dan juga anggota Volksraad. Ia menerima Ridder in de Orde van Oranje-Nassau dengan beslit kerajaan tanggal 22 Agustus 1923 nomor 28.

P.A.Mandagie, Kleine Gouden ster 1926 dan Officier O.N.1930. *)

Lalu Ridder in de Orde van Oranje-Nassau berturut-turut diterima Philip Frederik Laurens Sigar, waarnemend (akting) Gewestelijk Secretarie Keresidenan Manado Agustus 1924, dan Frits Laoh, anggota Volksraad dengan beslit 27 Agustus 1926. Mayoor Bintang P.A.Mandagie, meraih Officier in de Orde van Oranje-Nassau dengan beslit tanggal 25 Agustus 1930, dalam posisi anggota Volksraad.

Pada peringatan ulang tahun Ratu Wilhelmina tahun 1933, dengan beslit tanggal 23 Agustus nomor 124 A, dua orang Manado memperoleh Ridder in de Orde van Oranje-Nassau. Masing-masing F.Runtuwene, kommies klas 1 kantor dinas Binnenlands-Bestuur (BB) merangkap anggota Gemeenteraad Banjarmasin, serta Apeles J.H.W.Kawilarang, landbouwkundig ambtenaar klas 1 di Tondano.

Tahun 1935 dengan beslit tanggal 17 Agustus nomor 190 A, akting griffier (panitera) Landraad Manado Wilhelm Constantyn Gontha (1882-1944), menerima Ridder in de Orde van Oranje-Nassau.

Tahun 1941 dengan beslit kerajaan 8 Agustus nomor 3 Adolf Tilaar, Hoofd Gouvernements Indisch arts, geneesheer-directeur Sanatorium Koningin Emma untuk paru-paru di Noongan memperoleh Ridder in de Orde van Oranje-Nassau.

Kemudian tahun 1947 dengan beslit tanggal 27 Agustus 1947  Ridder in de Orde van Oranje-Nassau diterima lima orang Manado. Jan Daniel Massie, adjunct- accountant klas 1, Hoesain Katili, Jogugu (Kepala Distrik) klas 1 di Gorontalo, Evert R.Semuel Warouw, Kepala Distrik merangkap voorzitter Hoofdenbond, H.Masoko, Indisch arts di Amurang serta H.Senduk, ambtenaar terbeschikking Inspektur Lager onderwijs Ressort Bali-Lombok.

Tokoh karismatik GMIM, Ds.A.Z.R.Wenas, dengan beslit Koninklijk Agustus 1946 menerima  Officier in de Orde van Oranje-Nassau. Lalu S.A.S.Ponto Landbouwcons. klas 2 Palu dan A.A.Habibie (ditulis Habidi) Lanbouwcons klas 2 Pare-Pare bersama dokter Ch.Singal dan F.Bolung menerima Ridder in de Orde van Oranje-Nassau.

Bulan April tahun 1949, Johannes A.J.Kawilarang, officier Gezondheid klas 1 berpangkat Letkol tituler, menerima Officier in de Orde van Oranje-Nassau, dengan pedang. Penghargaan demikian diterima pula Dr.Semuel Jusof Warouw, Inspektur Departemen Gezondheid, dan Johan Frederik Tumbelaka Inspektur Departemen Gezondheid Oost Java (Jawa Timur).

Bersamaan Ridder in de Orde van Oranje-Nassau diterima P.W.W.J.Wakkary, ambtenaar referendaris klas 2 Departemen BB, M.H.Rambitan, Inspektur L.O. dan Andries Lumanauw, Gouvernement Arts klas 1 (DVG) Tomohon. Selain itu penerimanya dicatat adalah M.C.T.Rantong dan H.J.Mahieu, Kontrolir Departemen BB.

Masih banyak orang Manado yang memperoleh berbagai bintang dan medali-medali Orde Belanda. Saya mencatatnya hanya sebagian kecil, dari apa yang diperoleh di Delpher Kranten. Pasti banyak nama belum terdata karena tidak diberitakan harian Hindia-Belanda atau pun Negeri Belanda koleksi Delpher Kranten. Sayang, koran-koran lokal terbitan Manado tempo dulu, yang pasti memuat rinciannya, belum didigitalisasi.

Misalnya di Kota Tomohon saja. Ada sejumlah Hukum Tua yang dikenal sebagai Hukum Tua Bintang, tapi tidak ada data di Delpher Kranten.  Mereka adalah Hukum Tua Kamasi Johannis J.Sangi (memerintah 1893-1923), Hukum Tua Kayawu Hanoch Wongkar (1891-1928), Hukum Tua Kumelembuai Noch Pangemanan (1927-1951), dan Hukum Tua Tumatangtang/Lansot (Sarongsong, 1915-1920) Habel Wenur.

Hukum Tua Woloan Jacob Poluan (1926-1935), dari kuburnya, tercatat menerima bintang (Bronzen ster voor Trouw en Verdienste) bulan Agustus 1929. Hukum Tua Pinaras Carel Lengkong (1913-1941) sampai dua kali memperoleh penghargaan, Bronzen ster dan Kleine Zilveren ster.  

Bintang penghargaan mereka, sering disebut penduduk Tomohon tempo dulu sebagai bintang Kroon.

Berikut, diturunkan orang Manado penerima bintang-bintang, ridder serta medali penghargaan lain untuk jasa sipil. Selain nama-nama dari Minahasa, juga dari Sangihe-Talaud, Bolaang-Mongondow, Gorontalo, bahkan satu-dua dari Sulawesi Tengah yang saat itu masuk Keresidenan Manado. Tentunya dengan orang Belanda yang memperolehnya ketika sedang bertugas di Manado.

Para penerima medali kehormatan Orde dari kalangan militer, yang dimuat sebelumnya di Ridder dan Medali Keberanian Orang Manado, tetap disertakan, karena berkait-erat.



TAHUN 1857

Ridder van den Nederlanschen Leeuw
Beslit Koninklijk 6 Agustus 1857 Nomor 67

1.A.J.F.Jansen, Residen Manado.
(Middelburgsche Courant 13 Agustus 1857).


TAHUN 1871

A.Gouden medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen 4 Oktober 1871 nomor 35 sebagai tanda pengakuan atas pengabdian jangka panjang.

1.A.B.Kalenkongan, Hoofdjaksa bij den Land-of Minahassa-raad en bij de rijksraden voor de lanschappen op de Noordkust van Celebes en de Sangi eilanden. (mungkin baru diterima akhir tahun 1874 atau malah awal 1875).

(De Locomotief 7 Januari 1875).

B.Gouden medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit tanggal 4 Oktober 1871 nomor 86.

1.A.B.Waworoentoe, Majoor Sonder.
2.J.Gerungan, Majoor Tondano-Touliang.

(De Locomotief 12 September 1876)


TAHUN 1873

Titel Majoor

1.S.Rotin(g)sulu, Hukum Besar Distrik Klabat di-Atas.
 
(De Locomotief 15 Maret 1873)


TAHUN 1881

Bronzen medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen, penghargaan untuk para Hukum Tua di Minahasa.

1.Romantik Dosa, Bekas Hukum Tua Singkil (Distrik Bantik)
2.Alexander Elias Wakkarij, Hukum Tua Titiwungen (Distrik Negeri Baru).
3.Zacharias Pangemanan, Hukum Tua Kaima (Distrik Tonsea).
4.Jan Karamoij, Hukum Tua Tumaluntung (Distrik Tonsea).
5.Hendrik Wewengkang, Hukum Tua Makalisung (Distrik Tonsea).
6.Israel Rotin(g)sulu, Hukum Tua Kolongan (Distrik Klabat di-Atas).
7.Albert Maramis, Hukum Tua Kokoleh (Distrik Likupang).
8.Samuel Lukas Lesar, Hukum Tua Taler (Distrik Tondano-Toulimambot).
9.Jacob Lumowa, Hukum Tua Pangolombian (Distrik Tomohon).
10.Walangitan Lombogia, Hukum Tua Timbukar (Distrik Sonder).
11.Johannes Lapian, Hukum Tua Tondegesan (Distrik Kawangkoan)
12. Junus Tumbelaka, Hukum Tua Kinali (Distrik Kawangkoan).

(De Locomotief 13 Mei 1881)



TAHUN 1883


Bronzen medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen, sebagai tanda pengakuan atas dinasnya yang panjang, rajin serta setia.

1.Daniel Senduk, Bekas Hukum Tua Makalisung Distrik Tondano-Toulimambot, Afdeeling Tondano.
2.Izak Kusoij, Bekas Hukum Tua Kinaleosan, Afdeeling Tondano.
3.Markhus Sumaijkoe, Hukum Tua Paslaten 1 Distrik Kakas-Remboken.
4.Willem Gerungan, Hukum Tua Telap, Distrik Tondano-Touliang.
(De Locomotief 22 Agustus 1883)


TAHUN 1884

Bronzen medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen, sebagai tanda pengakuan atas dinasnya yang panjang, rajin serta setia.

1.Pohoe, Politie di Asisten-Residen Gorontalo.
(De Locomotief 1 Maret 1881)


TAHUN 1891

Tongkat dan Gouden Knop
Beslit Gubernemen

1.Soeradjoe Olii, Marsaoleh Kota Afdeeling Gorontalo.
2.Moesa Kaloekoe, Marsaoleh Telaga Afdeeling Gorontalo.

(De Locomotief 2 September 1891)


TAHUN 1892

A.Gouden Medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen, sebagai bentuk apresiasi untuk tindakan terpuji dalam meringankan penderitaan penduduk yang terkena dampak letusan Gunung Awu di pulau Sangir Besar.

1.S.Doemalang, President Raja Taruna.

B.Zilveren Medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen, penghargaan dalam penanganan dampak letusan Gunung Awu.

1. J.Pasarane, Jogugu Tamako.
2. L.David, President Pengganti Raja Siau.
3. D.Sarapil, President Pengganti Raja Tabukan.
 
D.Sarapil dan  Boki.*)

C.Bronzen Medaile voor Burgerlijke Verdienste

1.Aboe Soeja, Hoofd Kampung Tidore di Taruna.

(Java Bode 24 September 1892 dan De Locomotief 28 September 1892)


TAHUN 1893

Gouden Medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen, penghargaan lamanya dinas

1.M.Mamahit, Majoor Kakas-Remboken, saat dipensiun.
 (Java Bode dan Bataviaasch Nieuwsblad 4 November 1893)

Zilveren Medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen sebagai bentuk apresiasi atas kesetiaan dan tindakan terpuji mengatasi peristiwa tanggal 23 Juli 1893 di Arangka, Pulau Karakelang Kepulauan Talaud.

1.S.Toekoenan, President Jogugu Lirung.
2. M.Tamawiwi, President Jogugu Beo. 

(De Locomotief 2 Desember 1893 dan Bataviaasch Nieuwsblad 25 November 1893)


TAHUN 1894


A. Zilveren ster voor Trouw en Verdienste
Beslit Gubernemen

1.A.M.Sumaijku, Kepala Distrik dengan titel Hukum Besar Kakas-Remboken.

B.Bronzen medaille voor Trouw en Verdienste
Beslit Gubernemen untuk 13 orang Hukum Tua Minahasa.

1.A.Mapaliei, Hukum Tua Lansot Distrik Kawangkoan.
2.N.Wawolangi, Hukum Tua Rumoong Atas, Distrik Kawangkoan.
3.M.Assah, Hukum Tua Sendangan 1, Distrik Kawangkoan.
4.C.Luntungan, Hukum Tua Paslaten Distrik Tonsea.
5.M.Kindangen, Hukum Tua Mundung, Distrik Tonsawang.
6.W.Ratoewalangan, Hukum Tua Molompar, Distrik Pasan-Ratahan-Ponosakan.
7.W.Rondonoewoe, Hukum Tua Ranowangko Atas, Distrik Tondano-Toulimambot.
8.A.L.Waworoentoe, Hukum Tua Lahendong, Distrik Tomohon-Sarongsong.
9.C.Malonda, Hukum Tua Sendangan 1 Distrik Kakas-Remboken.
10.A.Lumentut, Hukum Tua Sendangan II Distrik Kakas-Remboken.
11.A.Terok, Hukum Tua Tincep, Distrik Sonder.
12.W.Pirih, Hukum Tua Munte, Distrik Sonder.
13.L.Sumual, Hukum Tua Suluun, Distrik Sonder. 

(Java Bode 3 Juli 1894 dan Bataviaasch Handelsblad 4 Juli 1894)


*). Foto koleksi Troepenmuseum dan KITLV Digital Media Library.
 
SUMBER TULISAN:
Koninklijk Bibliotheek-Delpher Kranten.
Tomohon Dulu dan Kini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.