Oleh: Adrianus Kojongian
Theodorus Gerungan. *) |
GERUNGAN, Theodorus Estefanus, (Tondano, 25 Desember
1859-15 November 1926). Pamongpraja karir. Kepala Distrik Kedua (tweede districtshoofd, Hukum Kedua), di
Kawangkoan 1888, lalu pindah Hukum Kedua di Tondano-Touliang hingga 1897. Tahun 1897 juga diangkat sebagai Hukum Kedua klas 1 (eerste klasse) Kawangkoan berkedudukan di Lansot. Berikutnya naik jadi Kepala Distrik Pertama (eerste districtshoofd) Tombasian bertitel Hukum Besar tanggal 24 Mei 1898 menggantikan P.B.Tambajong. Kemudian pindah Kepala Distrik Kawangkoan 3 Juli 1904. Terakhir
pindah Kepala Distrik Tomohon-Sarongsong 8 Oktober 1909 hingga 8 Agustus 1921 dengan titel Hukum Besar klas
satu.. Ia jadi orang luar pertama (bukan Tontemboan dan Tombulu)
yang memerintah di Distrik Tombasian, Kawangkoan dan Tomohon. Sampai bulan Februari 1897 anggota Landraad Manado untuk Afdeeeling Tondano, lalu pindah anggota Landraad untuk Afdeeeling Amurang. Tahun 1919 terpilih dari Kiesdistrict (distrik pemilihan) Tomohon-Sarongsong
sebagai anggota Minahasaraad hingga 1923. Kawin pertama dengan sepupunya
Augustina Gerungan (lahir 1867), lalu dengan Martha Warokka. Anak-anak dari
Augustina Gerungan: Wilhelmina dan Estefanus J.Gerungan. Anak-anak dari Martha
Warokka: Adelaida, Jacob, Dirk ‘Dicky’ August Theodorus, M.Jacob, Petronella
dan Alexander J.Gerungan. Kubur di pemakaman keluarga Gerungan di Lewet
Tondano.
GOHAN, Kepala Ponosakan berpangkat Kapitein, yang mengatasnamakan Balak Ponosakan pada Perjanjian 10 September 1699 di Benteng Amsterdam Manado.
GOLOSUMPALA, Kepala Distrik Ponosakan tahun 1840, ditulis juga dengan nama Golo Sumbala,
bertitel Majoor. Dihadiskan sebagai keturunan dari penyebar Islam pertama di
Belang Said Abdulwahid Rais. Diganti oleh anaknya Oesman Sumbala.
GOLOSUMPALA, Oesman, Kepala Distrik Ponosakan tahun 1859 bergelar Majoor. Disebut juga Oesman
Sumbala, anak Golo Sumbala. Tahun 1840 masih sebagai Hukum Kedua dibawah
ayahnya Golo Sumbala. Masih memerintah di tahun 1888. Sebagai Hukum Kedua
adalah Oeteng (Uteng), iparnya. Sebelumnya Baba Abdullah.
GONI, Kepala Balak Pasan (kini Ratahan ibukota Kabupaten Minahasa Tenggara),
putra Wela. Kawini Konda, putri Kepala Balak Ratahan Batulumanap, sehingga
Pasan dan Ratahan bersatu. Anak keduanya
bernama Komaling dan cucunya dibaptis Kristen di Ratahan tahun 1855 bernama
Daniel Maringka.
HOMPENGAN (HOMPEGANG), Alias Rampengan. Kepala orang Manado
seperti dilaporkan Gubernur VOC di Ternate Dr.Robertus Padtbrugge tahun 1682.
Ia memimpin penduduk 'negeri' (kelak Balak Manado) terdiri 40 orang sejak
tahun 1679, yang digambarkan sangat mengkhawatirkan sebagai orang paling jahat
dan paling buruk. Hompengan disebut Padtbrugge sebagai orang yang paling cerdik
dan paling penghasut, tapi sudah beragama Kristen bersama penduduknya.
Dipastikan sebagai Kepala Balak Manado pertama bergelar Hukum Majoor.
HUMAISI HUMOPA, Leluhur
Bantik. Diangkat menjadi Kepala Bantik (gudangne) di Pogidon Manado.
INELEWAN, Kepala Tondano sampai tahun
1600, digelari Mamapekasa. Dikisahkan, sebagai anak dan pengganti Rao
(ditulis juga Rauw). Ibunya bernama Weno. Memperistri Simbo, dan berputra Tewu
yang kemudian menggantikannya tahun 1610 (ada menyamakannya dengan Tewu yang
memerintah Tondano-Touliang di awal tahun 1800-an).
INKIRIWANG, Albert W.R,, Pamongpraja. Menjabat Hukum Besar Distrik Langowan
sejak 25 Agustus 1910 (beslit 7 Oktober 1913) dengan titel Hukum Besar Klas 1 Juni 1914. Sebelumnya sebagai Hukum Kedua (Onderdistrictshoofd) klas 1 Tonsea. Pensiun tahun 1920. Distrik Langowan kemudian pada 8 Agustus 1921 diturunkan status
tinggal sebagai Onderdistrik. Masih Hukum Besar tahun 1919 dipilih dari
Kiesdistrict Langowan sebagai anggota Minahasaraad hingga 1923. Anak Daniel
Inkiriwang Majoor Kakas. Kawin dengan Annatje Kawilarang, dan ayah dari: Noni,
Frits, Marie, Marietje serta Nick Inkiriwang (cucunya dari Nick adalah Ir.Fred
Inkiriwang, mantan Menteri Perindustrian).
INKIRIWANG, Daniel J., (meninggal Kakas, November 1885). Hukum Kedua Kakas 1835-1852 lalu Hukum Besar Kepala Distrik Kakas menggantikan
ayahnya Johanis Inkiriwang 1852-1879. Memperoleh gelar kehormatan Majoor 1871 dan penghargaan Zilveren ster. Tahun 1877 melancarkan protes domein verklaring
bersama para kepala Minahasa lain. Ia kemudian meminta mundur setelah 30 tahun menjabat kepala distrik. Diberhentikan dengan pensiun bulan Desember 1879. Kawini Elizabeth Ratumbuysang, putri Majoor
Tondano-Touliang Dirk Ratumbuysang, dan berputra A.W.R.Inkiriwang yang jadi Kepala Distrik Langowan.
INKIRIWANG, Emiel Wilhelmus, Salah seorang tokoh Komite Ketatanegaraan Minahasa (KKM)
tahun 1949. Jadi Hukum Kedua Tombariri 1949-1951 serta Konsul Indonesia di
Davao Filipina. Anak Albert Inkiriwang.
INKIRIWANG, Johanis, (Kakas, 1776-Kakas, 31
Oktober 1852). Kepala Distrik Kakas bergelar Majoor, anak Zacharias Telew Inkiriwang. Tahun 1816
diangkat menjadi Hukum Kedua Kakas, lalu 1829 berpangkat Kapitein dalam pasukan
Tulungan asal Kakas ke Jawa Tengah berperang melawan Pangeran Diponegoro.
Kembali di tahun 1830 langsung diangkat menjadi Kepala Distrik Kakas dengan
gelaran Majoor. Pada tanggal 1 Juli 1835 membeli tanah Kalakeran Kakas
bersama-sama Hukum Besar Distrik Tomohon Ngantung dan Hukum Besar Sarongsong
Waworuntu, dari Martinus Catharinoes Lans seharga f.1.000. Kawin dengan
Agustina Panungkelan, berputra sulung Daniel Inkiriwang diangkatnya sebagai
Hukum Kedua, dan Hendrik Inkiriwang yang menjadi Hukum Tua Tounelet-Kakas.
INKIRIWANG, J.D., Hukum Kedua Eris di Tondano-Toulimambot tahun 1897 ketika bulan Februari 1897 diangkat jadi jadi anggota Landraad Manado voor Afdeeling Tondano. Tanggal 3 Juli 1904 dipromosi jadi Kepala Distrik Tombasian mengganti Th.E.Gerungan. Kemudian 8 Oktober 1909 pindah jadi Kepala Distrik Tonsawang dengan titel hukum besar klas 1 hingga 7 Oktober 1913.
INKIRIWANG, J.D., Hukum Kedua Eris di Tondano-Toulimambot tahun 1897 ketika bulan Februari 1897 diangkat jadi jadi anggota Landraad Manado voor Afdeeling Tondano. Tanggal 3 Juli 1904 dipromosi jadi Kepala Distrik Tombasian mengganti Th.E.Gerungan. Kemudian 8 Oktober 1909 pindah jadi Kepala Distrik Tonsawang dengan titel hukum besar klas 1 hingga 7 Oktober 1913.
INKIRIWANG, Zacharias Telew
Kalekean, Kepala Balak Kakas hingga tahun 1830. Ayah Johanis Inkiriwang. Ada versi sekedar
Hukum atau Hukum Kedua.
IROOT (IROTH), Kepala Balak Langowan di tahun 1808. Tanggal 14 September 1810 bersama 27 kepala Minahasa lainnya, meneken Kontrak dengan Residen Inggris Thomas Nelson. Namanya ditulis Tiscal, berada di urutan ke-18, di bawah Lela dan di atas Momuat. Besar kemungkinan ayah atau malah identik dengan Fiscal Iroot yang dihadiskan memerintah Langowan 1829-1841.
IROOT, Fiskal, Kepala Balak Langowan bergelar Majoor, disebut menjabat 1829-1841, diangkat
Residen Mr.Daniel Francois Willem Pietermaat. Menjadi kepala balak setelah
Tendap Saerang dicopot. Anak Iroot. Dikisahkan, ayahnya sempat bertemu
dengan Marinus Balfour, yang pernah menjadi Fiscaal dan anggota Dewan
Pemerintah (Politiek Raad) Maluku di Ternate, serta kemudian menjadi
Residen Manado Juli 1809-1810.
ITEM, Pemimpin Tondano di negeri lama Minawanua, yakni di Uluna Moraya (sedang
Emor di Uluna Paapal). Berjuang dalam perang di Minawanua. Sisa rumah kayunya
masih terlihat di tahun 1959, berada di muara Temberan Moraya.
JOHUNTU, alias Kahuntu. Kepala Bantik berpangkat
Gudangne. Masanya dikisahkan didirikan Buha, lalu Bengkol, disusul Bailang,
Molas dan Meras.
KAAWOAN, Salah
seorang pemimpin Balak di Tompaso tahun 1808. Disebut juga pernah jadi kepala balaknya.
KAAWOAN (KAUWAN),
Tonaas Tombariri dari
Kakaskasen, anak Pukul. Dianggap pendiri Tombariri di negeri
Katingolan (kini Woloan, Kota Tomohon). Bersaudara dengan Sumoindong, pemimpin
Kakaskasen, dan Tumbelwoto pendiri Sarongsong di Tulau.
KAIRUPAN, Eky E., (meninggal 1945). Pamongpraja. Pernah menjadi Hoofdafdeling Belastingen
di Minahasaraad 1933 lalu Hukum Kedua Tatelu tahun 1933, dan Hukum Kedua
Manado, merangkap anggota Minahasaraad 1939-1940. Ketika masa Jepang
dipertahankan sebagai Huku Guntjo (sebutan hukum kedua) tetap di Manado.
Namun kemudian ditahan, serta diadili di Tondano dan dieksekusi Jepang setelah
dituduh mata-mata Sekutu.
Waruga Kalalo. *) |
KALALO, Kepala Kakaskasen, di masa awal berkuasanya
Kompeni Belanda di Minahasa. Seorang pahlawan sakti yang ikut memerangi Raja
Bolaang (Mongondow). Waruganya dipindahkan dari negeri lama di Nawanua ke
lokasi baru di Kakaskasen III (kini Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon) di
masa Gubernur H.V.Worang.
KALALO, Kepala Balak di Kakas tahun
1808 bersama Kawengian. Disebut kaya-raya dan memiliki kebun-kebun luas. Pernah
diperas Residen Belanda di Manado George Frederik Durr (1793-1803) membayar
1.000 gulden ditambah beberapa budak, gara-gara Durr terperosok dari kursi
tandunya. Tanggal 14 September 1810 atas nama Balak Kakas meneken Perjanjian dengan Residen Inggris Thomas Nelson. Namanya dibawah Momuat dan diatas Kojongian.
KALALO, Kumarua (Hukum Kedua) Sarongsong (kini masuk Kecamatan Tomohon Selatan
Kota Tomohon) dibawah Kepala Distrik Majoor Waworuntu (Herman Carl Waworuntu).
Di bulan Januari 1846 memimpin pemindahan Sarongsong dari negeri tua Tulau-Amian
Nimawanua ke lokasi sekarang.
KALALO, Hermanus, Kepala Balak Kakas yang sebelum masuk Kristen bernama Mandolang. Ia mengawini Wilhelmensi anak Muntu-Untu Ratumbyusang, saudara Rumondor Ratumbuysang dari Tondano. Salah seorang putrinya, yakni Ontoy Elisabeth Aleto Kalalo dikawini 10 Agustus 1827 oleh Majoor Tololiu Hermanus Willem Dotulong, Kepala Balak lalu Distrik Sonder.
KALALO, Hermanus, Kepala Balak Kakas yang sebelum masuk Kristen bernama Mandolang. Ia mengawini Wilhelmensi anak Muntu-Untu Ratumbyusang, saudara Rumondor Ratumbuysang dari Tondano. Salah seorang putrinya, yakni Ontoy Elisabeth Aleto Kalalo dikawini 10 Agustus 1827 oleh Majoor Tololiu Hermanus Willem Dotulong, Kepala Balak lalu Distrik Sonder.
KALANGI, Tonaas Tombasian
yang dianggap menjadi Kepala Balak Tombasian pertama (berpusat di Tombasian
Kawangkoan kini). Bergelar Mopololewo. Ia pindahkan sebagian penduduk ke
pesisir Teluk Amurang dan perangi Bolaang yang menyerbu untuk mengambil kembali
Tanah Lewet. Dikisahkan, pasukan Bolaang diusir hingga ke ibukotanya sehingga
rajanya minta berdamai.
KALANGI, A., Pejabat karir. Pernah Hukum Kedua, seperti di
Kauditan 1957-1961. Berikutnya, Pejabat Sekwilda Minahasa 2 Oktober 1973-17
April 1976, lalu definitif 17 April 1976-24 Juni 1977.
KALELE, Tonaas Sarongsong terkenal sakti, cucu Kaleletua dan
anak Karwur. Ia dianggap sebagai Kepala Pakasaan Sarongsong. Dikisahkan karena
melanggar larangan, tewas terjepit di lokasi yang hingga kini dinamai Kinupitan
di dekat Tulau, kota lama Sarongsong. Itu sebabnya juga ia dinamai
Kalelekinupit.
KALENKONGAN, Andries Bernardus, (Manado, 13 Januari 1804-Manado, 12 Desember 1877). Kepala Distrik Likupang hingga tahun 1848. Kawin dengan Johanna Wakkarij (1810-1910), dan ayah dari Arnoldus Bernardus Kalenkongan.
KALENKONGAN, Arnoldus Bernardus, (1824-Manado, 27 Maret 1902). Mantan Kepala Distrik dan Hoofddjaksa (Jaksa Kepala) Keresidenan Manado. Anak Andries Bernardus Kalenkongan serta Johanna Wakkarij. Jadi Inlandsch Bestuur sejak tahun 1847, dengan memulai sebagai klerk, lalu Hukum Kedua dan kemudian Hukum Besar. Tahun 1848 ia dicatat sebagai Wijkmeester Letter E di Manado sekaligus Letnan Satu di Schutterij Manado sejak 1833. Posisi Wijkmeester dipegang sampai tahun 1868. Menjadi Kepala Distrik (eerste districtshoofd) Likupang
sejak 1852 menggantikan kakaknya L.Kalengkongan. Di tahun 1856 memperoleh
gelar kehormatan Majoor karena jasa-jasanya mengusir bajak laut Mindanau yang
mengganggu pesisir pantai utara Minahasa. Kemudian menjadi anggota Land-of Minahassa-Raad (kelak Landraad) dari unsur kepala distrik, dan di tanggal 22 Agustus 1861 diangkat sebagai Hoofddjaksa bij den Land-of Minahassa-raad te Manado en bij de Rijksraden voor de Landschappen op de Noordkust van Celebes en de Sangie-eilanden, mengganti A.B.Waworuntu. Mei 1882 masa Residen F.L.Wattendorff dibenum (kembali) sebagai Inlandsch Officier van Justitie, dengan titel Hoofddjaksa Landraad Manado. Dengan beslit 4 Oktober 1871 nomor 35, tahun 1875 terima penghargaan medali emas (gouden medaille) untuk jasa sipil dari Gubernur Jenderal. Diberhentikan Hoofddjaksa Landraad Manado dengan beslit Gubernur Jenderal nomor 11 tanggal 15 September 1889 sehingga dia menyurat ke Regent Ratu 1 Agustus 1891. Pemilik tanah luas di Manado, yang pada 17 Maret 1847 menjualnya seharga f.750 menjadi tanah Kalakeran Distrik Langowan. Kawin di Manado 8 Desember 1877 dengan Paulina Ward (Manado 17 Mei 1848-Manado 24 November 1892), dan ayah dari Petrus S.L.Ward Kalenkongan, Johanna C.Kalenkongan (diperistri J.C.Winckler), Charlotta A.Kalenkongan (diperistri B.C.Kuitert) serta L.Kalenkongan. Ia lama duduk sebagai anggota Inlandsch Schoolcommissie. Terakhir menjadi Ketua Komisi Adat Kebiasaan Minahasa
.
KALENKONGAN, Bernardus, Kepala di Likupang tahun 1803. Tahun 1770 memeluk agama Kristen di Ternate. Tanggal 14 September 1810 meneken Kontrak Perjanjian atas
nama Likupang dengan pihak Inggris, sebagai Kepala Balak. Di kontrak dari 26 Balak Minahasa itu, namanya ditulis Bernardus Kalengkongan, berada kedua akhir (di atas Lokke dan dibawah Pelle Daniel Tumbelaka).
KALENKONGAN, Jan Bernardus,
Hukum Besar Kepala Distrik Likupang terakhir hingga diberhentikan April 1878. Sebelumnya tahun 1877 ikut melancarkan protes
bersama kepala-kepala Minahasa lain atas pemberlakukan domein verklaring. Distrik Likupang kemudian dihapuskan, digabung dengan Distrik Klabat
di-Atas (beribukota di Maumbi) menjadi Distrik Maumbi.
KALENKONGAN, K., Kepala Distrik Likupang
hingga tahun 1870. Diangkat dengan menggantikan pamannya
A.B.Kalengkongan. Sebelumnya sebagai Hukum Kedua. Kemenakannya A.Kalengkongan
menjabat Hukum Kedua dibawahnya.
KALENKONGAN, L.,
Anak dan pengganti P.Kalengkongan sebagai Kepala Distrik Likupang sejak tahun
1848 hingga 1852. Sebelumnya menjabat Hukum Kedua dibawah ayahnya. Digantikan oleh saudaranya A.B.Kalengkongan.
KALENKONGAN, P., Kepala Distrik
Likupang yang berkuasa hingga tahun 1840. Dua anaknya kemudian menggantikan,
yakni L.Kalengkongan dan kemudian A.B.Kalengkongan.
KAPANTOUW, Kepala Balak Kawangkoan 1815-1825 menggantikan Tuju.
Masih alifuru.
KAPUGU, Kepala Bantik. Dikisahkan adalah kakak Malo. Malo diperistri Loloda Mokoagow yang lahirkan putra bernama Manopo yang
dibaptis Kristen bernama Jacobus Manopo, dan jadi Raja Bolaang (Mongondow) tahun
1695. Versi lain Malo alias Malu alias Malangka adalah keturunan Ginupit dari
Tontemboan asal dan bermukim di Amurang.
KAPUGU, Kepala Balak Bantik di dekade kedua dan ketiga tahun 1800-an. Sangat
menentang tanaman paksa kopi bagi rakyatnya, dan dikisahkan merencanakan
perlawanan terhadap Belanda. Namun sebelum pemberontakan meletus, ditangkap
lalu diasingkan ke Belang. Nanti di hari tua dipulangkan.
KAPUGU, Kepala Distrik Bantik beribukotakan Singkil di tahun 1840. Ada versi
identik Kapugu yang diasingkan di Belang (dari catatan mantan Kepala Distrik
Sonder Majoor Albertus Bernadus Waworuntu masih memerintah di awal tahun
1880-an, dengan Hukum Kedua M.Kapugu anaknya).
KAPUGU, M., Hukum Kedua Distrik Bantik dibawah ayahnya Kapugu.
KARINDA. Alexander, Hukum Kepala Balak Negeri Baru yang namanya dicatat Gubernur Jenderal
Mattheus de Haan 30 November 1727. Telah beragama Kristen. Tanggal 14 Mei 1729 menyurat ke Gubernur dan Directeur Maluku Jacob Christiaen Pielat.
KARINDA, A(u)gustin, Kepala Balak Negeri Baru beribukotakan Titiwungen. Namanya tercatat
sebagai salah seorang kepala yang beragama Kristen di Manado tahun 1773. Masih
memerintah di masa Residen George Friedrick Durr 1791-1803, dan diberhentikan pengganti Durr yakni Carel
Prediger.
KARINDA, Johannes, Kepala Balak Negeri Baru menggantikan Agustin Karinda.
KARUNDENG, Johannes, Kepala Balak Negeri Baru. Meneken Kontrak tanggal 14 September 1810
dengan Residen Inggris Thomas Nelson atas nama balaknya (ditulis Negerie Bahroe). Namanya ditulis Johannes Carunding, berada di urutan ke-5.
KARWUR, Kepala Balak Tondano-Touliang, diriwayatkan memerintah 1790-1806,
mengganti Moningka.
KAUNANG, Eman, Tokoh Balak Sonder dan
tahun 1829 diangkat menjadi Letnan Dua Pasukan Tulungan dari Sonder yang
berperang di Jawa melawan Pangeran Diponegoro.
KAWILARANG, Alexander Johanes, (Tondano, 1843-Tondano, 17 Juli 1922). Majoor Kepala Distrik Tondano-Toulimambot, diangkat tahun 1850
mengganti Hendrik J.Supit, menjabat hingga 17 Oktober 1888. Anak Majoor Johanis
dengan Lingkanbene Tewu. Kawini pertama Nona Lasut dan kedua Sandrana Adriana
Supit, putri Majoor Hendrik J.Supit. Putranya dari Sandrana yakni Jan Alexander
Kawilarang kelak menjadi kepala distrik juga.
Majoor Jan A.Kawilarang. *) |
KAWILARANG, Jan Alexander, (Tondano, 21 Januari 1848-17 Juli 1922). Hukum Kedua klas 1 Tondano-Toulimambot. Lalu promosi Hukum Besar Kepala Distrik Tondano-Touliang 12 Mei 1902 mengganti Majoor Estefanus Gerungan. Kemudian Hukum Besar Kepala Distrik Tondano-Toulimambot mengganti Majoor Apeles Supit 6 Juni 1907 (beslit 8 Oktober 1909). Dengan keputusan , Gubernemen 22 Agustus 1909 beroleh titel Majoor. Menjabat di Toulimambot hingga 1917 saat distriknya disatukan dengan Tondano-Touliang dengan nama Distrik Tondano (Toulour 8 Agustus 1921. Anak Majoor Alexander Johannes Kawilarang dengan
Sandrana Supit. Mengawini Amelia Sarah Lumanauw, putri Jan L.Lumanauw.
Anak-anaknya adalah: Paul
Kawilarang, Apeles J.H.W.Kawilarang, Letkol KNIL dr.J.A.J.Kawilarang, Lingkan Amelia
Helena Kawilarang, Mayor KNIL Alexander Hermanus Kawilarang serta Adriane Paula Adeline Kawilarang. Kakek tokoh
Permesta Alex Kawilarang.
KAWILARANG, Johanis ‘Umpel’, Kepala Distrik
Tondano-Toulimambot bergelar Majoor, memerintah tahun 1847-1848, menggantikan
Abraham Lotulong. Anak Kawilarang (Awilarang) dan Sapewuat serta adik Rogi
Lucas Kawilarang. Awalnya menjadi sebagai Hukum di Tondano-Toulimambot, lalu di
tahun 1829 ikut pasukan Tulungan memerangi Pangeran Diponegoro, dengan
memperoleh pangkat sebagai Letnan Satu. Pulang kembali, diangkat sebagai Hukum
Kedua dibawah ayah mantunya. Dalam kepemimpinannya sebagai kepala distrik,
iparnya Apeles Hendrik Supit menjadi hukum kedua. Kawini Lingkanbene Suanen Warentewan Magdalena Augustina Tewu, cucu Tewu, dan kedua
dengan Maas, putri Matulandi. Dari Lingkanbene Tewu peroleh anak Alexander
Johannes Kawilarang yang kelak jadi Majoor kepala distrik, serta Karel
Kawilarang (kelak Hukum Tua). Ada versi menyamakannya dengan Johanis Sangari
(Sangare), telah memerintah sejak 1825. Namun versi bertentangan, Umpel menggantikan
Sangari sebagai Wakil Kepala Balak, lalu kemudian Kepala Distrik. Dicatatkan
masih hidup di tahun 1867.
KAWILARANG, K.J.A., Pamongpraja. Bulan Agustus 1909 dalam kedudukan Hukum Kedua klas 1 Remboken di Distrik Kakas-Remboken, memperoleh penghargaan zilveren ster dengan beslit Gubernur Jenderal.
KAWILARANG, K.J.A., Pamongpraja. Bulan Agustus 1909 dalam kedudukan Hukum Kedua klas 1 Remboken di Distrik Kakas-Remboken, memperoleh penghargaan zilveren ster dengan beslit Gubernur Jenderal.
KAWILARANG, P. J.A., (lahir 1874). Pamongpraja. Anak Jan A.Kawilarang.
Menjadi Hukum Kedua Tondano-Toulimambot, 1905, kemudian Hukum Besar Kepala Distrik Pasan-Ratahan-Ponosakan 26 Februari 1913-23 Juli 1914.
KAWILARANG, Paul Jan Albert, (Tondano, 3 Oktober 1914). Hukum Besar Kepala Distrik Toulour 1949 gantikan E.W.Lalamentik. Jabat selama 1 bulan. Salah seorang pimpinan Hoofdenbond. Kelak Kepala Polisi di Manado dan masa Permesta kepala Polisi Revulusioner (Polrev) Permesta 1958-1961 berpangkat Komisaris. Kawin dengan Griet Wenas anak Majoor Tomohon Herman Wenas.
KEBA. Disebut salah seorang dari tiga tonaas pendiri Ares.
KEINCEM (KEINTJEM), Kepala
Balak Sonder, disebut memerintah tahun 1650-1700 bersama-sama Palar, Mangowal,
Toporundeng dan Pesik.
KEINCEM (KEINTJEM), Kumarua (Hukum Kedua) Sonder memerintah 1809-1815 dibawah
Kepala Balak Palar Tambuwun. Tanggal 14 September 1810 meneken Kontrak dengan Residen Inggris Thomas Nelson mewakili Balak Sonder. Namanya ditulis Sentjam Tugo (dibawah Pantouw dan di atas Lela).
KILAPONG, Alias Walintukan. Kepala Balak Tondano-Toulimambot, dihadiskan memerintah
tahun 1780-1791, menggantikan Pangalila.
KILAPONG, Kepala Tondano di-Bawah (pemukiman orang asal Tondano) di Manado permulaan
tahun 1800-an. Tanggal 14 September 1810 bertanda dalam Kontrak Minahasa-Inggris, dimana namanya ditulis Cilapon.
KINDANGEN, A., Kepala Distrik
Tonsawang. Telah menjabat di tahun 1860-an. Tahun 1877 melancarkan protes terhadap pemberlakukan domein verklaring,
sehingga kemudian diberhentikan.
.
KOAGOUW, Rein, Pejabat pamongpraja. Di jaman Jepang sebagai Huku Gunco (hukum
kedua) di Tondano.
KIROYAN, Hukum Majoor Kepala Balak Kawangkoan dengan gelaran lain Penghulu,
menggantikan Topurendeng. Masanya Mononutu dan Makiolor keluar dan mendirikan
negeri Songkel yang kelak jadi Sonder.
KIWEL, Dianggap Kepala Balak Kawangkoan setelah Wolah. Saatnya panglima Mamarimbing
memukul mundur pasukan Bolaang sampai di Buyungon. Digantikan oleh Legi.
KOJONGIAN, Kepala di Langowan permulaan tahun 1800-an, sebagai wakil kepala balak
Iroth.
KOJONGIAN, Kepala Balak Sarongsong tahun 1810-1819. Meneken Kontrak dengan Residen
Inggris Thomas Nelson tanggal 14 September 1810 atas nama Balak Sarongsong. Namanya berada di urutan 21 (di bawah Kalalo dan di atas Mokolensang). Sebelumnya pembantu dari
Lontoh Tuunan (2) yang memerintah Balak Tomohon sekaligus Sarongsong.
Dikisahkan berasal dari Woloan Balak Tombariri (kini masuk Tomohon). Versi lain adalah Kepala berasal Langowan yang bertanda mewakili balak tersebut.
KORENGKENG, Pada 1808 disebut Kepala Balak
Tondano-Toulimambot. Ditahan Belanda 19 Oktober 1808 setelah musyawarah. Lalu 2
November 1808 dibebaskan bersama Kepel. Setelah Tondano ditaklukkan mengungsi
ke Kapataran-Sawangan. Pada 31 Desember 1817 diangkat kembali menjadi Kepala Balak
Tondano-Toulimambot oleh Gubernur Ambon Komisaris Jenderal Laksamana Arnold
Adrian Buyskes atas nama Raja Belanda, serta memerintah hingga tahun 1825.
Waruganya disebut terdapat di areal Moraya Tondano.
KOROMPIS, Jan, Tokoh
Balak Rumoong. Tahun 1829 ditunjuk kepala balaknya Lao(h) jadi salah seorang
pemimpin pasukan Rumoong dalam tentara Tulungan yang berperang di Jawa, dan
memperoleh pangkat dari Residen sebagai Letnan Satu.
KOWAAS, Jimmy Hendrik Daniel,
(meninggal 1985). Kepala Distrik Tomohon terakhir (1965-1966) asal Woloan
Tomohon. Sebelumnya polisi lalu pamongpraja. Pernah jadi Hukum Kedua (Camat) di
Tompaso dan Tareran 1962 dan di Pineleng 1964-1965.
KUMOLANTANG (KUMOLONTANG), P., (meninggal 1853). Tokoh Langowan. Tahun 1829 berangkat
ke Jawa memerangi Pangeran Diponegoro, berpangkat Letnan (ditulis Kumelantan)
dibawah Kapitein Sigar. Menjadi Hukum Kedua Langowan sejak 1848 dibawah Majoor Sigar
yang telah jadi Kristen dengan nama Thomas Sigar.
KUMOLONTANG, Oscar
Gerung, Kepala Langowan. Putranya Jan jadi Hukum Tua di Koyawas.
KUNDOI. Dotu dihadiskan sebagai pendiri Pakasaan Klabat di-Bawah bersama-sama
Wangke dan Saumanen. Datang dari Klabat di-Atas (Maumbi kini) yang
sebelumnya dibuka pemukim yang datang dari Kakaskasen-Kinilow. Di bagian Kota
Manado kini, ia membuka Kalawat Kaleosan yang menjadi Wanua Ure dan Komo Luar
sekarang, sebagai ibukota. Kemudian dibuka pula negeri-negeri Paniki di-Bawah,
Paniki di-Atas, Tombuluan dan Kairagi.
LALAMENTIK,
Kepala Kakas yang memimpin orang Kakas mengusir Raja Bolaang Loloda di sekitar
tahun 1660 bersama Muri.
LALAMENTIK,
Kepala Balak
Kakas. Di waruganya yang telah dipugar di depan gereja GMIM Talikuran, namanya
hanya tertulis Kepala Balak Lalmentik. Telah memerintah sejak 1808 sampai tahun 1830, dan mengirim pasukan tulungan dipimpin Kapitein Inkiriwang.
LALAMENTIK, Efraim ‘Bob’ Willem, Pamongpraja. Hukum Kedua Kakas 1942, dan Kauditan
1944-1945, lalu Hukum Besar Kepala Distrik Toulour (Tondano) 1947-1949. Jadi
salah seorang tokoh KKM dan Hoofdenbond, bahkan di tahun 1950 sebagai ketua
dari Persekutuan Kepala Distrik (Hoofdenbond)
itu. Kawini Johana Magdalena Waworuntu (1903-1938), dan ayah Petrus ‘Willy’
Willem, Adeline, Esther dan Gijsje Juliana.
LALAMENTIK, William Johanis ‘Hein’, (Wolojita NTT, 13 April 1921-Jakarta, 26 Februari 2009). Birokrat. Tamatan HIS, dan OSVIA Makassar. Awali karir sebagai Hukum Kedua Manado Utara
1942, Hukum Kedua Kakas 1946, dan Kauditan 1946-1947, Hukum Kedua Toulour, lalu
Hukum Besar Kepala Distrik (Toulour) 1953 sampai tahun 1954 dengan SK Gubernur
Sulawesi dipindahkan ke Timor Propinsi Nusa Tenggara sebagai bupati. Kemudian
menjadi Gubernur
pertama Provinsi Nusa Tenggara, sebagai pejabat 20 Desember 1958 lalu definitif 14 Desember 1958 hingga 1966, diganti
El Tari. Merangkap Bupati Ende 1960-1964, dan belakangan Pejabat Bupati Maluku Utara 1972-1973. Terakhir anggota DPRD NTT 1972-1982. Namanya diabadikan jalan di Kupang. Dimakam di TMPN Kalibata.
LAMIA, Kumajas, Kepala Sonder yang ikut dalam
Pasukan Tulungan 1829 untuk memerangi Diponegoro. Memperoleh pangkat sebagai
Letnan Satu.
LAOH, Kepala Balak Rumoong
yang tanggal 20 Januari 1829 dengan nama Lauw, meneken kontrak perjanjian
dengan Residen Manado Mr.Daniel Francois Willem Pietermaat bersama-sama Kepala Balak Sonder dan
Tombasian, dimana ia berjanji menyediakan 30 orang Rumoong jadi serdadu pasukan
Tulungan berperang di Jawa. Disebut pula Lao (Lauw) Runtuwene.
LAOH, Pahlawan Sonder di
negeri tua Kiawa sekitar tahun 1770-an. Berperan juga sebagai seorang Wa’ilan.
Disebut-sebut merupakan suami pertama dari Porongkahu, putri Kepala Balak
Sonder Walewangko yang tahun 1795 dikawini Kepala Balak Tonsea Waro Welong
Gerard Willem Dotulong. Sehingga Tololiu Dotulong dikisahkan sebagai anak
kandungnya.
LAOH, Kepala dari Sonder,
ditulis Lauw. Di tahun 1829 diangkat menjadi Kapitein dalam pasukan Tulungan
asal Balak Sonder bersama-sama Runtulalo dan Sondang Palar.
B.W.Lapian. *) |
LAPIAN, Bernard Wilhelm,
(Sendangan Kawangkoan, 30 Juni 1892-Jakarta, 5 April 1977). Pamongpraja terkenal, pahlawan nasional, tokoh pejuang dan
gereja, asal Sendangan Kawangkoan. Anak Enos Lapian (kepala Gouvernement
Volkschool Kawangkoan) dan Petronela Getruide Mapaliey. Bekerja di KPM Batavia 1909-1929. Jadi Ketua Persatuan Minahasa afdeeling Batavia, dan terbitkan suratkabar dwimingguan 'Fadjar Kemadjoean' di Weltreveden 1923-1928 dengan nama samaran Maoelit. Kemudian anggota Minahasaraad 1931-1942 dan Volksraad 15 Juni 1939hingga 1942, Gunco
(Kepala Distrik) Langowan 1944-1945, Kepala Distrik Manado 1945-1946, dan jadi
salah seorang tokoh sipil penting pada perebutan kekuasaan 14 Februari 1946.
Saat itu ia dipilih sebagai Residen Sulawesi Utara dan Tengah, 16 Februari 1946.
Ditahan dan dihukum selama 6 tahun oleh Belanda, dan baru dibebaskan dari
penjara Glodok 21 Desember 1950. Diangkat pemerintah menjadi Pejabat (Acting)
Gubernur Sulawesi berkedudukan di Makassar 17 Agustus 1950 hingga Februari 1952
(versi lain hingga 1 Juli 1951). Diperbantukan di Kementerian Pertahanan
sebagai salah seorang pemimpin Biro Rekonstruksi Nasional (BRN). Pensiun 1957
dengan pangkat Kolonel TNI. Di KGPM menjadi Sekretaris 18 Maret 1933 lalu Ketua
Pucuk Pimpinan KGPM 1933-1974. Menerima bintang Mahaputera Pratama 13 Agustus
1976. Dimakam di TMP Kalibata Jakarta. Kawin dengan Maria Adriana Pangkey di Tomohon 30 Mei 1928. Ayah Prof.Dr.A.B.Lapian, dan kakak Benjamin J.Lapian
serta Emile Yosis Lapian.
LAPIAN, Mien SUMAMPOUW-, Tokoh wanita. Sebagai anggota
Majelis Badan Pekerja Harian Minahasa (MBPDM) akhir 1949 setelah penyerahan
kedaulatan, mengambilalih pemerintahan Minahasa dibawah P.M.Tangkilisan. Sempat
memangku jabatan Kepala Distrik Kawangkoan. Hingga 1950-an sebagai aktivis
Barisan Nasional Indonesia (NBI), dan tahun 1960-an tokoh Partindo. Juga
dikenal sebagai tokoh wanita KGPM, pernah 1950 sebagai Ketua Persatuan Ibu-ibu
Masehi (Perima) dari KGPM.
LASUT, Hukum Majoor Kepala Balak Ares, yang dicatat sebagai salah seorang peneken Kontrak 10 September 1699 di Benteng Amsterdam Manado dengan wakil Kompeni Belanda Kapten Paulus de Brievings dan Onderkoopman Samuel Hatingh. Namanya disebut bersama Hukum Majoor Lolaby, namun dicatat dari Beneden Negoriy.
LASUT, Hukum Majoor Kepala Balak Ares, yang dicatat sebagai salah seorang peneken Kontrak 10 September 1699 di Benteng Amsterdam Manado dengan wakil Kompeni Belanda Kapten Paulus de Brievings dan Onderkoopman Samuel Hatingh. Namanya disebut bersama Hukum Majoor Lolaby, namun dicatat dari Beneden Negoriy.
LASUT, Hukum Majoor Kepala
Balak Ares yang mengganti ayahnya Lolong, cucu Tololiu Supit. Memerintah hingga akhir
1700-an. Ia mengawini Marawulawan (Marambulawan). Disebut juga sebagai
Worosangan Lasut. Putranya dari Marawulawan bernama Londok Kambey menggantikannya. Versi lain Lasut sebagai menantu dan pengganti langsung dari Tololiu Supit.
LASUT, Bastiaan Hubertus, (meninggal 1842). Kepala Balak Ares
bergelar Majoor, menggantikan ayahnya Londok Kambey Lasut. Memerintah sejak
tahun 1827 hingga meninggalnya. Namanya sebelum diseranikan adalah Loway.
Mengawini Tamene Parengkuan, putri Kepala Balak Kakaskasen. Digantikan adiknya
Johakim B.Lasut. ***
*). Koleksi foto dan repro foto Bodewijn Talumewo serta Didi Sigar.
PUSTAKA
-Adrianus
Kojongian Dkk., ‘Ensiklopedia Tou Manado’
-Berbagai
sumber literatur Minahasa.
-Catatan Mayoor Tua Sonder A.B.Waworoentoe.
-Almanak en Naamregister van Nederlandsch-Indie 1848, 1850, 1959 dan 1864, digitized by Google.
Koninklijke Bibliotheek-Historische (lalu Delpher) Kranten (De Locomotief 22 Desember 1879, 20 Mei 1882, Java Bode 1 Februari 1873, 23 Desember 1892; Soerabaiasch-Handelsblad 11 September 1891, 23 Desember 1892; Het Nieuws van den Dag 9 Oktober 1909; Bataviaasch Nieuwsblad 26 Agustus 1910 dan 20 Juni 1914).
-Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie 1892,1895,1896,1898,1899,1903,1905,1910,1912.
-Genealogi Online Nederland serta berbagai
silsilah dan slagbom keluarga keturunan penguasa Minahasa.
-Berbagai nama lepas di berbagai media lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.