Kamis, 27 Oktober 2022

Masih Para Bobato Minahasa Tahun 1695

 





Peran para bobato negeri Minahasa yang didominasi oleh kalangan teterusan dan waranei, lebih disebabkan karena kondisi keamanan masa lalu yang terbilang rawan.

 

Permusuhan dan perang dengan kerajaan tetangga Bolaang di bawah Raja Loloda, bahkan perang antarnegeri yang sering terjadi, menjadikan fungsi militer menjadi vital di tiap negeri.

 

Di balik itu, dengan pengangkatan resmi para teterusan dalam struktur pemerintahan memudahkan komunikasi penguasa Kompeni Belanda di Manado untuk memanfaatkan penduduk dalam apa yang dinamakan werbare mannen (pria dewasa) Minahasa untuk membangun benteng Amsterdam, perawatannya tahun ke tahun, sekaligus berbagai fasilitas Belanda lainnya di Manado. Termasuk dengan kelancaran pasokan padi dari pedalaman Minahasa ke Manado.

 

Selain tugas-tugas negeri, sewaktu-waktu ketika terjadi penyerangan bajak laut Mindanau, Sulu atau bajak lokal, waranei negeri-negeri akan dipanggil untuk mengusir bajak tersebut.

 

Pemanfaatan para pria dewasa di masa Kompeni Belanda bukan hanya terjadi di Minahasa, tapi berlaku di semua kerajaan di Kepulauan Sangihe, dimana penduduk prianya didata, untuk dimafaatkan dalam berbagai kepentingan Kompeni Belanda serta penguasa lokal.

 

Kapiten Majoor atau Kapiten adalah pemimpin utama dalam pengerahan waranei dengan dibantu perwira bawahannya. Keperwiraan dan kepemimpinan para teterusan banyak mengantar mereka naik ke posisi lebih tinggi, yakni sebagai pemimpin negeri, baik menjadi hukum atau hukum majoor.

 

Hal ini terlihat ketika Paat, dan Supit naik ke posisi puncak di Tomohon dan Tombariri, berangkat dari jabatan awal sebagai Kapiten tahun 1679, kemudian Kapiten Majoor 1680, Hukum 1690, Hukum Majoor 1693 dan terakhir sebagai Kepala Hukum Majoor tahun 1695. Rata-rata juga para Hukum dan Hukum Majoor negeri lain di abad ke-17 adalah berasal dari kalangan perwira.

 

Terungkap pula kalau sejak masa itu campur tangan Kompeni Belanda dalam kepemimpinan negeri Minahasa telah terjadi. Ini terlihat dalam pengangkatan bobato dari tingkat bawah hingga atas yang dilakukan oleh para Residen atau komandan benteng Amsterdam Manado, termasuk oleh para Gecommitteerde, yakni komisi utusan Gubernur Maluku. Pengangkatan bobato dengan semua perangkatnya secara demikian tetap berlangsung di abad ke-18.

 

Berikut masih nama-nama para bobato Minahasa pada bulan April 1695. 


TONDANO

  1.Hukum Majoor Tambokani (Tambahani).

  2.Hukum Majoor Lobo.

  3.Hukum Mewelan.

  4.Kapiten Tagilissan (Tangkilisan?).

  5.Kapiten Bewinkan (Wewengkang?).

  6.Kapiten Soemajo.

  7.Kapiten Sigars (Sigar).

  8.Kapiten Saij-key (Sengkey).

  9.Letnan Tamboer rjian (Tamburian).

10.Vandrig Manoedos.

11.Vandrig Wa-as (Waas).

12.Sersan Koeijkoij.

13.Sersan Ka-alo (Kalo).

14.Sersan Kilis.

15.Kopral Wanaenas.

16.Kopral Toemewan (Tumewan).

17.Kopral Wesal

18.Marinjo Niba-an.

19.Marinjo Tobakkan (Tombokan?).

20.Marinjo Sangor.

21.Marinjo Sekij (Seke?).

22.Marinjo Pangauw (Pangau).

23.Marinjo Saloet.

24.Marinjo Roeminkap (Rumintjap).

25.Marinjo Mariril.

26 Marinjo Wallang Hade ?



REMBOKEN

  1.Hukum Sindoe (Sendow).

  2.Hukum Quagouw (Koagow).

  3.Kapiten Majoor Kabingjem.

  4.Kapiten Smarouw (Sumarauw).

  5.Letnan Rotor.

  6.Vandrig Goaas.

  7.Sersan Pakkelos.

  8.Sersan Rimojo.

  9.Kopral Legi.

10.Marinjo Toelo.

 

TONSEA

  1.Hukum Benas (Wenas).

  2.Hukum Kalalo.

  3.Hukum Lewang.

  4.Kapiten Dajong (Dajoh?).

  5.Kapiten Boelang (Bolang).

  6.Letnan Campon.

  7.Vandrig Jmpoelos (Dimpudus?).

  8.Sersan Maware.

  9.Sersan Minkiet (Mingkid).

10.Sersan Tarore.

11.Kopral Sendoek (Senduk).

12.Kopral Boerok.

13.Marinjo Mingkiet (Mingkit).

14.Marinjo Tarore.

15.Marinjo Manget (Wanget).

16.Marinjo Kaisso (Kariso?)



KLABAT ATAS

  1.Hukum Balobanko (Walewangko).

  2.Hukum Meij.

  3.Kapiten Tamandato (Tamandatu).

  4.Kapiten Rompius (Rompis).

  5.Letnan Borangi-an (Wurangian).

  6.Vandrig Ponda-ong (Pondaag).

  7.Sersan Tasian.

  8.Sersan Seke.

  9.Kopral Kole.

10.Kopral Roemi-at (Rumiat).

11.Marinjo Donsoe.

12.Marinjo Tikoaloe (Tikoalu).

 

PONOSAKAN

  1.Hukum Baiessem.

  2.Hukum Timpal.

  3.Kapiten Bira.

  4.Kapiten Lankon.

  5.Letnan Daroen baninoea.

  6.Letnan Koginggiang.

  7.Vandrig Mang co.

  8.Vandrig Potanboenan (Potambunan).

  9.Sersan Pong-ajo (Pongajow).

10.Sersan Gakon.

11.Sersan Tamban.

12.Kopral Mabiba-rompius.

13.Kopral Slap.

14.Kopral Ponda-ang (Pondaag).

15.Kopral Maloem.

16.Marinjo Bandack.

17.Marinjo Rompas.

18.Marinjo Bagamil.

19.Marinjo Manoniembar (Mononimbar).

20.Marinjo Omback.



RATAHAN

  1.Hukum Lossong (Losung).

  2.Kapiten Mobaka.

  3.Letnan Lankon.

  4.Vandrig Londok.

  5.Sersan Tomondo (Tumondo).

  6.Kopral Linkeij (Lengkey).

  7.Marinjo Ombo.

  8.Marinjo... (tidak diisi nama).

 


TONSAWANG

  1.Hukum Karaoean (Karauwan).

  2.Hukum Roemapon.

  3.Hukum Tapoemaloe.

  4.Hukum Terok.

  5.Kapiten Rotiting (Rotikan?).

  6.Kapiten Rajo.

  7.Kapiten Tora (Torar?).

  8.Letnan Kandij.

  9.Letnan Tapoemaloe.

10.Letnan Bokan.

11.Vandrig Solangbola.

12.Vandrig Talemale.

13.Vandrig Beling-beling.

14.Sersan Mokorang-ang.

15.Sersan Koemo Sawang.

16.Sersan Ginsoe.

17.Sersan Makoapoe.

18.Kopral Wingaab.

19.Kopral Komogonto.

20.Kopral Nambalos.

21.Kopral Dalos.

22.Kopral Paloan (Poluan?).

23.Kopral Mokokanso.

24.Marinjo Tankoeman (Tangkuman).

25.Marinjo Mouman.

26.Marinjo Lolimbotto (Lelengboto?).



PASAN

  1.Hukum Ratang.

  2.Hukum Polouan (Poluan).

  3.Kapiten Wabo.

  4.Kapiten Kalenas.

  5.Letnan Tiagas.

  6.Vandrig Wankeij (Wangkei).

  7.Sersan Gigikon.

  8.Sersan Tatoeako.

  9.Kopral Makanto mewan.

10.Kopral Soeboe.

11.Marinjo Lombon.

12.Marinjo Rabio.

13.Marinjo Kokogo.

14.Marinjo Tambakkon (Tombokan).



ARES

  1.Hukum Majoor Lolabij (Lalawi?).

  2.Hukum Majoor Lassout (Lasut).

  3.Kapiten Paat.

  4.Kapiten Randang.

  5.Letnan Rembang-ang.

  6.Vandrig Kaligis.

  7.Sersan Rantij (Ranti).

  8.Sersan Ombing (Ombeng).

  9.Sersan Momangin (Momongan).

10.Kopral Lolong.

11.Marinjo Sogo.

12.Marinjo Mominka (Moningka).

13.Marinjo Lepouw.



BANTIK

  1.Hukum Lakoemanang.

  2.Hukum Manol.

  3.Kapiten Lonto.

  4.Kapiten Sangian.

  5.Letnan Lombaan.

  6.Sersan Mandagij (Mandagi).

  7.Sersan Loemanabe.

  8.Kopral Kapapade.

  9.Marinjo Rapae.

 


KLABAT BAWAH

  1.Hukum Djego (Diego).

  2.Hukum Peleng.

  3.Kapiten Soeboeon (Subun).

  4.Kapiten Goemerong (Gumerung).

  5.Letnan Magonta.

  6.Letnan Boeboen.

  7.Sersan Lolong.

  8.Kopral Makos.

  9.Marinjo Pedong.

10.Marinjo Siris.

11.Marinjo Maboeros.

 


NEGERI BARU

  1.Hukum Marcus Raroety (Ravuty).

  2.Kapiten Hendrik Oula-an (Ulaan).

  3.Vandrig Pieter Ombing (Ombeng)

  4.Kopral Jonas Bebenkan (Wewengkang?)

  5.Marinjo Dominicus Paijs (Paij).


MANADO

  1.Hukum David Lialia (Liaha).

  2.Kapiten Anthonij Bakoba.

  3.Marinjo Laurens Bakola.

  4.Marinjo Paulus Maliees.

 

 

REFERENSI

Inventaris arsip Kompeni Belanda 1602-1795 (1811). Nationaal Archief Nederland.


Selasa, 25 Oktober 2022

Bobato dan Penduduk Minahasa Tahun 1695

 



Peta Minahasa dan negeri Tondano tahun 1679 (dagregister Robertus Padtbrugge, NL-HaNA_4.VEL_463).
.


Meski belum resmi bernama Minahasa, masih umum disebut 'wilayah dari Manado' (landstreek van Manado), negeri-negeri Minahasa yang sejak abad ke-18 disebut Balak (lebih dikenal Walak), telah memiliki struktur pemerintahan yang teratur.

Kepala-kepala dari negeri besar adalah Hukum Majoor dan kepala negeri kecil bergelar Hukum, dengan perangkat bobatonya. 


Dari raport Gubernur Robertus Padtbrugge tahun 1679 Tomohon menjadi negeri terbesar di Minahasa. Selain negeri Tomohon (Tomon), negeri kecil lain yang disebut adalah Cormassie (Kamasi) dan Tonteleti (Talete). Para Hukum dari ketiga negeri ini yang bergantian menjadi Hukum Majoor negeri besar Tomohon.

 

Menjelang tahun 1699 kondisi negeri-negeri Minahasa telah banyak berubah. Tondano menjadi negeri dengan populasi terbesar, mekar menjadi dua negeri besar dipimpin oleh dua orang Hukum Majoor. Di Manado tahun 1693 berdiri Negeri Baru. Demikian pula Ares yang sejak tahun 1690-an banyak disebut dengan nama beneden-negoryen (Negeri Bawah), terbagi dua negeri besar dipimpin dua Hukum Majoor.

 

Dari catatan harian Sekretaris Pieter Alsteijn, Gecommitteerde Maluku yang mengunjungi Sulawesi Utara tahun 1695, beberapa negeri kecil telah berdiri sebelum tahun tersebut. Kendati tidak menyebutkan nama negeri-negeri tersebut, diketahui Kakaskasen menjadi dua negeri dipimpin dua hukum, dengan keseluruhan bobato 12 orang. Tomohon tiga negeri dengan satu hukum majoor dan dua hukum serta 15 bobato.

 

Sarongsong dua negeri dengan satu hukum majoor, satu hukum dan 15 bobato. Tombariri dua negeri dengan satu hukum majoor, satu hukum dan 17 bobato. Tongkimbut Atas satu negeri besar dipimpin hukum majoor dan 12 bobato. Tongkimbut Bawah satu negeri dipimpin hukum dengan 13 bobato. Tombasian dua negeri dipimpin dua hukum dengan 12 bobato. Rumoong satu hukum 10 bobato, serta Tompaso satu hukum dan 8 bobato.

 

Kemudian Remboken dua negeri dua hukum 10 bobato. Tondano dua negeri besar dipimpin hukum majoor dan satu negeri kecil di bawah hukum. Keseluruhan bobatonya 26 orang. Tonsea dua negeri dipimpin tiga hukum dengan 15 bobato. Klabat Atas dua negeri dipimpin dua hukum dan 12 bobato.

 

Ponosakan terdiri dua negeri dan 20 bobato. Ratahan satu negeri dengan 8 bobato. Tonsawang empat negeri dipimpin empat hukum dengan 26 bobato. Pasan dua negeri dengan dua hukum dan 14 bobato.

 

Sementara negeri-negeri di kawasan Manado, Ares dengan dua negeri besar dan 13 bobato. Bantik dua negeri dengan dua hukum dan 9 bobato. Klabat Bawah dua negeri dipimpin dua hukum dan 8 bobato. Negeri Baru satu negeri dipimpin hukum dan 5 bobato; serta Manado satu hukum dengan 4 bobato.

 

Terakhir Langowan dua negeri dipimpin dua hukum dengan 12 bobato, dan Kakas dua negeri, dua hukum dan bobato seluruhnya 14 orang.

 

Pada bulan April 1695 ketika dilakukan pendataan negeri, bobato dan penduduk Minahasa, para pemimpin negeri dari Alsteijn memperoleh ‘hadiah’ tiga jenis kain, guinees, chitsen dan basta. Kain terakhir berukuran sempit. 1

 

Namun, hanya pemimpin terpilih yang memperoleh tiga jenis kain sekaligus. Para Hukum dari Ponosakan, Ratahan, Pasan, dan Tonsawang, termasuk juga pemimpin negeri di kawasan Manado tidak memperolehnya.

 

Penerima paling besar adalah Supit dengan 4 guinees, 3 chitsen dan 2 basta. Lontoh hanya memperoleh 2 chitsen dan Paat 1 guinees tambah 2 chitsen. Tambahani dari Tondano menerima untuk tiap jenis 2 buah. Wenas dari Tonsea 2 guinees dan 1 chitsen. Walewangko dari Klabat Atas 2 guinees dan 1 untuk 2 jenis lain.

 

PENDUDUK

Pendataan mencakup penduduk dari tiap negeri Minahasa, dengan hitungan penduduk dewasa (werbare mannen), serta wanita dan anak-anak, ditambahkan para bobatonya pada penduduk dewasa.

 

Total penduduk Minahasa pada April 1695 adalah 8.790 pria dewasa, yang sewaktu-waktu menjadi prajurit, serta 14.913 wanita dan anak-anak. Ikut dicatatkan pada pria dewasa perlengkapan senjata, berupa peda dan perisai, yakni sama banyak dengan pria dewasa negeri-negeri.

 

 

No.

Nama Negeri

Pria Dewasa

Wanita dan anak-anak

Bobato

1.

Kakaskasen

213

533

12

2.

Tomohon

800

1.700

15

3.

Sarongsong

203

520

10

4.

Tombariri

709

1.000

17

5.

Tongkimbut Atas

502

820

4

6.

Tongkimbut Bawah

347

500

13

7.

Tombasian

200

450

12

8.

Rumoong

260

283

10

9.

Tompaso

213

373

8

10.

Langowan

366

515

12

11.

Kakas

367

562

14

12.

Remboken

107

200

10

13.

Tondano

1.010

1.550

26

14.

Tonsea

390

1.100

15

15.

Klabat Atas

190

480

12

16.

Ponosakan

401

757

20

17.

Ratahan

210

300

8

18.

Tonsawang

400

510

26

19.

Pasan

305

611

14

20.

Ares

700

901

13

21.

Bantik

317

600

9

22.

Klabat Bawah

203

310

11

23.

Negeri Baru

45

158

5

24

Manado

24

180

4

 

 

PARA BOBATO

Berikut adalah nama-nama para bobato Minahasa di bulan April 1695.

 


KAKASKASEN
  1.Hukum Tikonoeboe (Tikonuwu).
  2.Hukum Roemajar (Rumajar).
  3.Kapiten Sirang.
  4.Letnan Pinontoang (Pinontoan).
  5.Vandrig Legit (Legi?).
  6.Sersan Lonta-an (Lontaan).
  7.Sersan Kallangi (Kalangi).
  8.Kopral Panamon (Ponamon).
  9.Kopral Woncaar (Wongkar).
10.Marinjo Lominpo (Lumempouw?).
11.Marinjo Tamboe (Tamboto?). 
12.Marinjo Ouma.

 


TOMOHON
  1.Hukum Majoor Paat.
  2.Hukum Paat.
  3.Hukum Lenson (Lensun).
  4.Kapiten Sourento (Surentu).
  5.Kapiten Bolo.
  6.Letnan Taloemewo.
  7.Vandrig Peenhong (Paendong?).
  8.Vandrig Bondal (Wondal).
  9.Sersan Roentomawal.
10.Sersan Roemaijal (Rumajar).
11.Kopral Bore.
12.Kopral Roemonkewas (Lumingkewas?).
13.Marinjo Ganij (Goni?).
14.Marinjo Somindop (Sumendap).
15.Marinjo Minteng (Mentang?).

 

SARONGSONG
  1.Hukum Majoor Lonto (Lontoh).
  2.Hukum Sibauro.
  3.Kapiten Majoor Tapa.
  4.Letnan Lompiso (Rompis?).
  5.Vandrig Siobel.
  6.Sersan Simbo.
  7.Sersan Pontoewan.
  8.Kopral Wose.
  9.Marinjo Soemanto.
10.Marinjo Tonbil (Tumbel?).

 

TOMBARIRI
  1.Hukum Majoor Soepit.
  2.Hukum Tetengulkan.
  3.Kapiten Majoor Polij.
  4.Kapiten Majoor Robou (Robot?).
  5.Kapiten Talombo.
  6.Letnan Bondal (Wondal).
  7.Vandrig Rapoe.
  8.Sersan Mananka (Manangka),
  9.Sersan Mapali.
10.Sersan Kalangeij (Kalangi).
11.Sersan Roemapa.
12.Kopral Poarajong (Porajow?).
13.Sersan Tinbal (Tumbel?).
14.Marinjo Peliadoe.
15.Marinjo Kaijwanko (Kaiwangko).
16.Marinjo Kawending (Karundeng).
17.Marinjo Waloe.


 
TONGKIMBUT ATAS
  1.Hukum Majoor Tamboewoen (Tambuwun).
  2.Kapiten Sampelang (Sampelan).
  3.Letnan Pakatoe.
  4.Vandrig Pangajoeng (Pongajow?).
  5.Sersan Barongan.
  6.Sersan Persik (Pesik).
  7.Sersan Sambiling.
  8.Kopral Rondonoeboe (Rondonuwu).
  9.Kopral Lelibi.
10.Marinjo Soemilat (Sumilat).
11.Marinjo Anoijko.
12.Marinjo Daijo.

 


TONGKIMBUT BAWAH
  1.Hukum Kaboela (Kaboeloer, Kawulur). 
  2.Kapiten Majoor Takas.
  3.Kapiten Comminbin.
  4.Letnan Londo (Londa).
  5.Vandrig Abon.
  6.Sersan Tiba (Tiwa?).
  7.Sersan Minbu.
  8.Kopral Ekiontu (?).
  9.Kopral Kabatos.
10.Marinjo Rodi.
11.Marinjo Mang-are (Mangare).
12.Marinjo Moga.
13.Marinjo Tonbol (Tumbel?).

 


TOMBASIAN
  1.Hukum Bonkare (Wongkar?).
  2.Hukum Baromjan.
  3.Kapiten Linkewas (Lingkewas).
  4.Letnan Manorik (Manorek).
  5.Vandrig Krisserang (?).
  6.Sersan Manemibang.
  7.Sersan Boejong.
  8.Kopral Parendong (Paendong?).
  9.Kopral Mamoto.
10.Marinjo Roemango.
11.Marinjo Gondal.
12.Marinjo Toemoendo (Tumundo).

 

RUMOONG
  1.Hukum Ongdang (Ondang).
  2.Kapiten Oosoe (Osu).
  3.Letnan Ratoemannoew ?
  4.Vandrig Talienpon (Talimpong?).
  5.Sersan Tampamaboan.
  6.Kopral Lengan.
  7.Marinjo Mamekin.
  8.Marinjo Lolang-kiong.
  9.Marinjo Soedag.
10.Marinjo Bossa.


 


TOMPASO
  1.Hukum Rontoekahoe (Runtukahu).
  2.Kapiten Kola (Pola?).
  3.Letnan Kiwa (Tiwa?).
  4.Letnan Londa.
  5.Vandrig Smilat (Sumilat).
  6.Sersan Loemankel.
  7.Kopral Langi.
  8.Marinjo Waleling (Waleleng).

 


LANGOWAN
  1.Hukum Koema-at (Kumaat).
  2.Hukum Wonij (Goni?).
  3.Kapiten Someendak (Sumondak).
  4.Kapiten Manjondak,
  5.Letnan Towije.
  6.Vandrig Noesa.
  7.Sersan Tondonge.
  8.Sersan Tawaloejangk (Tawalujan).
  9.Kopral Salang-kela.
10.Kopral Oro (Oroh).
11.Marinjo Inbat (Imbat).
12.Marinjo Majonporo.

 


KAKAS
  1.Hukum Massangnie ?
  2.Hukum Ramaroronej atau Ramoorong.
  3.Kapiten Majoor Bekanij.
  4.Kapiten Domingos.
  5.Letnan Pamakkenam (Pamakenan).
  6.Vandrig Bajo.
  7.Sersan Sonkioij.
  8.Sersan Goemoerong (Gumerung).
  9.Kopral Tolandi (Tulandi).
10.Kopral Maganbarra.
11.Marinjo Possin.
12.Marinjo Bansi.
13.Marinjo Soelit.
14.Marinjo Silakan. 

 

 

REFERENSI

Inventaris arsip Kompeni Belanda 1602-1795 (1811). Nationaal Archief Nederland.

 

1.Guinees, menurut VOC Glossarium, adalah jenis kain katun berasal dari Gujarat. Chitsen adalah kain cita atau cinde, dan basta adalah jenis tekstil dari Koromandel, jaman Kompeni jadi alat tukar utama.