Oleh: Adrianus Kojongian
A.L.Wawo-Roentoe dan Zilveren ster yang diterima 1896. *) |
Jaman
kolonial, bukan hanya kaum militer Manado yang memperoleh berbagai tanda jasa
keberanian, pejabat pribumi (inlands
bestuur) bahkan orang swasta yang dianggap berjasa, berprestasi dan
setia ikut memperoleh berbagai tanda jasa.
Jaman kolonial, bukan hanya kaum militer Manado yang memperoleh berbagai tanda jasa keberanian, pejabat pribumi (inlands bestuur) bahkan orang swasta yang dianggap berjasa, berprestasi dan setia ikut memperoleh berbagai tanda jasa.
Dari
kerajaan (dengan beslit Koninklijk)
tersedia bermacam penghargaan. Orde Oranje-Nassau umpama, ada Groot-officier,
Officier, Commandeur, Ridder, lalu
eeremedaille baik gouden (emas), zilver (perak) dan brons (perunggu). Lalu Orde Nederlanschen Leeuw, ada Grootkruis,
Ridder, dan Broeders. Pada pembeslitan tanda jasa, yang gelarannya
besar-besaran saat peringatan dan perayaan hari jadi raja dan ratu Belanda,
ikut dianugerahkan berbagai rang tituler.
Bersamaan
pula, dianugerahkan berbagai penghargaan dari Gubernur Jenderal, atau kelak atas
nama Letnan Gubernur Jenderal dan terakhir Wakil Tinggi Mahkota Belanda di
Indonesia. Tanda jasa dari Gubernemen ini
awalnya bermateraikan voor
burgerlijke verdiensten (jasa sipil), namun sejak tahun 1894 menjadi voor trouw en verdienste (kesetiaan dan
prestasi).
Ada
gouden medaille lalu jadi groote gouden ster dan klein gouden ster. Ada zilveren medaille lalu jadi
groote zilveren ster dan kleine zilveren ster. Lalu sampai 1894 bronzen
medaille kemudian jadi bronzen ster. Dan juga ada penghargaan tongkat dan kenop
emas.
Selain
penghargaan untuk militer voor moed en trouw, Gubernur
Jenderal turut menganugerahkan titel, dan predikat, terutama untuk para regen
(bupati) di Jawa gelar-gelar Ario, Adipati, Demang, Ranga, Mas, Raden,
Kanduruan, Gelensongsong dan sebagainya. Lalu tituler rang untuk para
pemimpin Cina dan Arab, seperti kapitein, majoor dan luitenant. Sementara para Kepala Distrik Minahasa yang sangat berjasa, dengan penilikan dan usul
Residen Manado, dianugerahi rang Majoor.
BABU BINTANG
Maka,
biasanya di hari peringatan kelahiran (Verjaardag)
Raja dan Ratu, terutama masa pemerintahan Ratu Wilhelmina (kelahiran 31
Agustus) dan terakhir Ratu Juliana (lahir 30 April), di mana-mana tanah koloni, Hindia-Belanda,
akan bertaburan ratusan bintang (ster), hanya khusus anugerah dari
Gubernur-Jenderal.
Di tahun 1931, khusus anugerah bintang ini, ada lebih 700 orang menerima
(663 pejabat pemerintah dan 47 partikulir). Lalu di tahun 1948, ada kurang lebih
1.200 orang penerima.
Usai itu,
akan muncul sapaan kehormatan baru. Embelan ster alias bintang membuat penerima
medali emas, perak atau pun perunggu akan menikmati kehormatan dipanggil dengan sebutan bintang.
Contohnya di Minahasa, kepala distrik bergelar mayoor yang menerima medali emas
atau perak, akan disebut Mayoor Bintang. Hukum Kedua (Kepala Distrik Kedua) mau
pun Hukum Tua yang menerima medali perunggu atau pun perak, akan disapa pula
sebagai Hukum Kedua Bintang dan Hukum Tua Bintang.
Begitu
pun raja-raja di Sangihe-Talaud, Bolaang-Mongondow atau pun raja-raja di
Sulawesi Tengah yang masa lalu masuk Keresidenan Manado, akan disebut dengan
kehormatan sebagai Raja Bintang. Di Gorontalo, kepala distrik yang menerima
akan disebut Marsaoleh Bintang, di Satal ada Jogugu Bintang dan Presiden Jogugu
Bintang. Begitu pun di Bolmong ada Jogugu Bintang, Penghulu Bintang serta Sangadi
Bintang, dan banyak gelaran lain pemerintahan setempat.
Masih ada, guru penerima akan disapa Guru Bintang. Lalu Pendeta Bintang,
Kostor Bintang, Dokter Bintang, Polisi Bintang, Kapitein Arab Bintang dan banyak lagi. Bahkan,
di belahan lain Indonesia, ada Opas Bintang, Kuli Bintang, Mandor Bintang,
Montir Bintang, Sopir Bintang dan juga tak kalah hebat ada Babu Bintang.
Manado
sendiri mempunyai seorang Babu Bintang yang terkenal. Perempuan Sangir
bernama Dorkas Nimot, pernah memperoleh penghargaan Bronzen ster voor trouw en
verdienste.
Dorkas Nimot menerimanya dengan beslit Gubernur Jenderal Januari 1927. Suratkabar De Indische Courant
15 Februari 1927 mengungkap ia menerima bintangnya pada perayaan Koninginne-dag (hari ratu) di rumah Residen Manado tanggal 29
Januari 1927. Babu Bintang dikaitbandingkan dengan Mayoor Bintang Mandagi. Kepala
Distrik Manado Mayoor P.A.Mandagi tercatat menerima penghargaan Kleine Gouden
Ster dengan beslit Gubernur Jenderal tanggal 30 Agustus 1926.
Babu
Dorkas adalah pembantu rumahtangga Hulppredikker kelahiran Tabukan Gustav Ferdinand
Schroder (1868-1927). Dorkas Nimot memperoleh Bronzen ster karena pengabdiannya
selama tigapuluh tahun di rumah keluarga pendeta tersebut sebagai babu. Saat itu, famili Schroder berada di Tomohon.
Kesetiaan serta lama pengabdian yang panjang, memang, selalu menjadi penilaian utama
siapa pun penerima penghargaan Gubernemen tersebut.
Penghargaan
tertinggi bagi orang Manado (di luar penghargaan militer) berdasar beslit
kerajaan, baru dicatat tahun 1907. Dokter (Indische Arts) J.Emor menerima Broeder van den Nederlanschen Leeuw
dengan beslit kerajaan 28 Agustus 1907.
Dokter
Emor kelahiran Ranowangko Minahasa 24 November 1860 dan wafat bulan Agustus
1938 baru menerima Broeder tersebut tanggal 10 Juli 1911. Penghargaan dikaitkan
dengan pengabdiannya selama berjangkit wabah kolera di Buleleng September
1910 hingga Februari 1911.
Sebelumnya,
dokter Emor di tanggal 24 November 1897 memperoleh Drager Lombok-kruis, atas
jasanya selama ekspedisi kedua di Lombok.
SEGELINTIR RIDDER
Tidak
pernah ada orang Manado, bahkan Belanda yang sedang bertugas di Manado dapat
meraih Groot-officier, dan Commandeur Orde Oranje-Nassau, atau Grootkruis dan
Ridder Orde Nederlanschen Leeuw. Hanya pejabat tinggi sipil dan militer
Hindia-Belanda, termasuk sultan dan sunan di Jawa yang pernah menyandangnya.
Di
abad ke-19 penghargaan semacam Ridder baru diterima pejabat-pejabat Belanda
yang berdinas di Manado, seperti Residen Manado A.J.F.Jansen menerima
Ridder van den Nederlanchen Leeuw di tahun 1857. Lalu E.J.Jellesma di tahun 1898, sama Ridder
van den Nederlanschen Leeuw. Jellesma menerimanya bersama Hulppredikker
Sonder Johann Albert Fraugott Schwarz, Hulppredikker Tomohon Jan Louwerier serta
Zendeling Tagulandang Friedrich Kelling, yang masing-masing menerima Ridder van
de Oranje-Nassau.
Sebelumnya, dua Zendeling Minahasa terkenal J.F.Riedel dari Tondano dan J.G.Schwarz dari Langowan, memperoleh penghargaan Broeder der Orde Nederlanschen Leeuw.
Orang
Manado pertama yang menerima penghargaan Ridder, adalah Christiaan Nomor
Pontoh, Raja Taruna dan juga anggota Volksraad. Ia menerima Ridder in de Orde
van Oranje-Nassau dengan beslit kerajaan tanggal 22 Agustus 1923 nomor 28.
Sebelumnya, dua Zendeling Minahasa terkenal J.F.Riedel dari Tondano dan J.G.Schwarz dari Langowan, memperoleh penghargaan Broeder der Orde Nederlanschen Leeuw.
P.A.Mandagie, Kleine Gouden ster 1926 dan Officier O.N.1930. *) |
Lalu Ridder in de Orde van Oranje-Nassau berturut-turut diterima Philip Frederik Laurens Sigar, waarnemend (akting) Gewestelijk Secretarie Keresidenan Manado Agustus 1924, dan Frits Laoh, anggota Volksraad dengan beslit 27 Agustus 1926. Mayoor Bintang P.A.Mandagie, meraih Officier in de Orde van Oranje-Nassau dengan beslit tanggal 25 Agustus 1930, dalam posisi anggota Volksraad.
Pada
peringatan ulang tahun Ratu Wilhelmina tahun 1933, dengan beslit tanggal 23 Agustus nomor 124 A, dua orang Manado memperoleh Ridder in de Orde van Oranje-Nassau.
Masing-masing F.Runtuwene, kommies klas 1 kantor dinas Binnenlands-Bestuur (BB) merangkap anggota
Gemeenteraad Banjarmasin, serta Apeles J.H.W.Kawilarang, landbouwkundig ambtenaar klas 1 di Tondano.
Tahun
1935 dengan beslit tanggal 17 Agustus nomor 190 A, akting griffier (panitera) Landraad Manado Wilhelm Constantyn Gontha (1882-1944),
menerima Ridder in de Orde van Oranje-Nassau.
Tahun
1941 dengan beslit kerajaan 8 Agustus nomor 3 Adolf Tilaar, Hoofd
Gouvernements Indisch arts, geneesheer-directeur
Sanatorium Koningin Emma untuk paru-paru di Noongan memperoleh Ridder in de Orde
van Oranje-Nassau.
Kemudian
tahun 1947 dengan beslit tanggal 27 Agustus 1947 Ridder in de Orde van Oranje-Nassau diterima
lima orang Manado. Jan Daniel Massie, adjunct- accountant klas 1, Hoesain
Katili, Jogugu (Kepala Distrik) klas 1 di Gorontalo, Evert R.Semuel Warouw, Kepala
Distrik merangkap voorzitter Hoofdenbond, H.Masoko, Indisch arts di Amurang serta H.Senduk,
ambtenaar terbeschikking Inspektur Lager onderwijs Ressort
Bali-Lombok.
Tokoh karismatik GMIM, Ds.A.Z.R.Wenas, dengan beslit Koninklijk Agustus 1946 menerima Officier in de Orde van Oranje-Nassau. Lalu S.A.S.Ponto Landbouwcons. klas 2 Palu dan A.A.Habibie (ditulis Habidi) Lanbouwcons klas 2 Pare-Pare bersama dokter Ch.Singal dan F.Bolung menerima Ridder in de Orde van Oranje-Nassau.
Tokoh karismatik GMIM, Ds.A.Z.R.Wenas, dengan beslit Koninklijk Agustus 1946 menerima Officier in de Orde van Oranje-Nassau. Lalu S.A.S.Ponto Landbouwcons. klas 2 Palu dan A.A.Habibie (ditulis Habidi) Lanbouwcons klas 2 Pare-Pare bersama dokter Ch.Singal dan F.Bolung menerima Ridder in de Orde van Oranje-Nassau.
Bulan
April tahun 1949, Johannes A.J.Kawilarang, officier Gezondheid klas 1
berpangkat Letkol tituler, menerima Officier in de Orde van Oranje-Nassau,
dengan pedang. Penghargaan demikian diterima pula Dr.Semuel Jusof Warouw,
Inspektur Departemen Gezondheid, dan Johan Frederik Tumbelaka Inspektur
Departemen Gezondheid Oost Java (Jawa Timur).
Bersamaan Ridder in de Orde van Oranje-Nassau diterima P.W.W.J.Wakkary,
ambtenaar referendaris klas 2 Departemen BB, M.H.Rambitan, Inspektur L.O. dan Andries Lumanauw, Gouvernement
Arts klas 1 (DVG) Tomohon. Selain itu penerimanya dicatat adalah M.C.T.Rantong
dan H.J.Mahieu, Kontrolir Departemen BB.
Masih
banyak orang Manado yang memperoleh berbagai bintang dan medali-medali Orde
Belanda. Saya mencatatnya hanya sebagian kecil, dari apa yang diperoleh di
Delpher Kranten. Pasti banyak nama belum terdata karena tidak diberitakan harian Hindia-Belanda atau pun Negeri Belanda koleksi Delpher Kranten.
Sayang, koran-koran lokal terbitan Manado tempo dulu, yang pasti memuat
rinciannya, belum didigitalisasi.
Misalnya di
Kota Tomohon saja. Ada sejumlah Hukum Tua yang dikenal sebagai Hukum Tua
Bintang, tapi tidak ada data di Delpher Kranten. Mereka adalah Hukum Tua Kamasi Johannis
J.Sangi (memerintah 1893-1923), Hukum Tua Kayawu Hanoch Wongkar (1891-1928),
Hukum Tua Kumelembuai Noch Pangemanan (1927-1951), dan Hukum Tua
Tumatangtang/Lansot (Sarongsong, 1915-1920) Habel Wenur.
Hukum
Tua Woloan Jacob Poluan (1926-1935), dari kuburnya, tercatat menerima bintang (Bronzen ster voor Trouw
en Verdienste) bulan Agustus 1929. Hukum Tua Pinaras Carel Lengkong (1913-1941)
sampai dua kali memperoleh penghargaan, Bronzen ster dan Kleine Zilveren ster.
Bintang
penghargaan mereka, sering disebut penduduk Tomohon tempo dulu sebagai
bintang Kroon.
Berikut,
diturunkan orang Manado penerima bintang-bintang, ridder serta medali penghargaan lain untuk jasa
sipil. Selain nama-nama dari Minahasa, juga dari Sangihe-Talaud,
Bolaang-Mongondow, Gorontalo, bahkan satu-dua dari Sulawesi Tengah yang saat
itu masuk Keresidenan Manado. Tentunya dengan orang Belanda yang memperolehnya
ketika sedang bertugas di Manado.
Para penerima medali kehormatan Orde dari kalangan militer, yang dimuat sebelumnya di Ridder dan Medali Keberanian Orang Manado,
tetap disertakan, karena berkait-erat.
TAHUN 1857
Ridder van den Nederlanschen Leeuw
Beslit
Koninklijk 6 Agustus 1857 Nomor 67
1.A.J.F.Jansen,
Residen Manado.
(Middelburgsche Courant 13 Agustus 1857).
TAHUN 1871
A.Gouden medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit
Gubernemen 4 Oktober 1871 nomor 35 sebagai tanda pengakuan atas pengabdian
jangka panjang.
1.A.B.Kalenkongan,
Hoofdjaksa bij den Land-of Minahassa-raad
en bij de rijksraden voor de lanschappen op de Noordkust van Celebes en de
Sangi eilanden. (mungkin baru diterima akhir tahun 1874 atau malah awal
1875).
(De Locomotief 7 Januari 1875).
B.Gouden medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit tanggal 4
Oktober 1871 nomor 86.
1.A.B.Waworoentoe,
Majoor Sonder.
2.J.Gerungan,
Majoor Tondano-Touliang.
(De Locomotief 12 September 1876)
TAHUN 1873
Titel Majoor
1.S.Rotin(g)sulu, Hukum Besar
Distrik Klabat di-Atas.
(De Locomotief 15 Maret 1873)
TAHUN 1881
Bronzen medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit
Gubernemen, penghargaan untuk para Hukum Tua di Minahasa.
1.Romantik Dosa,
Bekas Hukum Tua Singkil (Distrik Bantik)
2.Alexander
Elias Wakkarij, Hukum Tua Titiwungen (Distrik Negeri Baru).
3.Zacharias
Pangemanan, Hukum Tua Kaima (Distrik Tonsea).
4.Jan Karamoij,
Hukum Tua Tumaluntung (Distrik Tonsea).
5.Hendrik
Wewengkang, Hukum Tua Makalisung (Distrik Tonsea).
6.Israel Rotin(g)sulu,
Hukum Tua Kolongan (Distrik Klabat di-Atas).
7.Albert
Maramis, Hukum Tua Kokoleh (Distrik Likupang).
8.Samuel Lukas
Lesar, Hukum Tua Taler (Distrik Tondano-Toulimambot).
9.Jacob Lumowa,
Hukum Tua Pangolombian (Distrik Tomohon).
10.Walangitan
Lombogia, Hukum Tua Timbukar (Distrik Sonder).
11.Johannes
Lapian, Hukum Tua Tondegesan (Distrik Kawangkoan)
(De Locomotief 13 Mei 1881)
TAHUN 1883
Bronzen medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit
Gubernemen, sebagai tanda pengakuan atas dinasnya yang panjang, rajin serta
setia.
1.Daniel Senduk, Bekas Hukum Tua Makalisung Distrik Tondano-Toulimambot, Afdeeling Tondano.
2.Izak Kusoij, Bekas Hukum Tua Kinaleosan, Afdeeling Tondano.
3.Markhus Sumaijkoe, Hukum Tua Paslaten 1 Distrik Kakas-Remboken.
4.Willem Gerungan, Hukum Tua Telap, Distrik Tondano-Touliang.
2.Izak Kusoij, Bekas Hukum Tua Kinaleosan, Afdeeling Tondano.
3.Markhus Sumaijkoe, Hukum Tua Paslaten 1 Distrik Kakas-Remboken.
4.Willem Gerungan, Hukum Tua Telap, Distrik Tondano-Touliang.
(De Locomotief 22 Agustus 1883)
TAHUN 1884
Bronzen medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit
Gubernemen, sebagai tanda pengakuan atas dinasnya yang panjang, rajin serta
setia.
1.Pohoe, Politie di Asisten-Residen Gorontalo.
(De Locomotief 1 Maret 1881)
TAHUN 1884
TAHUN 1891
Tongkat dan Gouden Knop
Beslit
Gubernemen
1.Soeradjoe Olii, Marsaoleh Kota
Afdeeling Gorontalo.
(De Locomotief 2 September 1891)
TAHUN 1892
A.Gouden Medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit
Gubernemen, sebagai bentuk apresiasi untuk tindakan terpuji dalam meringankan
penderitaan penduduk yang terkena dampak letusan Gunung Awu di pulau Sangir
Besar.
1.S.Doemalang,
President Raja Taruna.
B.Zilveren Medaille voor Burgerlijke
Verdienste
Beslit
Gubernemen, penghargaan dalam penanganan dampak letusan Gunung Awu.
1. J.Pasarane,
Jogugu Tamako.
2. L.David, President
Pengganti Raja Siau.
3. D.Sarapil,
President Pengganti Raja Tabukan.
C.Bronzen Medaile voor Burgerlijke Verdienste
1.Aboe Soeja,
Hoofd Kampung Tidore di Taruna.
(Java Bode 24 September 1892 dan De Locomotief 28 September 1892)
TAHUN 1893
Gouden Medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit
Gubernemen, penghargaan lamanya dinas
1.M.Mamahit, Majoor
Kakas-Remboken, saat dipensiun.
(Java
Bode dan Bataviaasch Nieuwsblad 4
November 1893)
Zilveren Medaille voor Burgerlijke Verdienste
Beslit Gubernemen
sebagai bentuk apresiasi atas kesetiaan dan tindakan terpuji mengatasi
peristiwa tanggal 23 Juli 1893 di Arangka, Pulau Karakelang Kepulauan Talaud.
1.S.Toekoenan,
President Jogugu Lirung.
2. M.Tamawiwi,
President Jogugu Beo.
(De Locomotief 2 Desember 1893 dan Bataviaasch Nieuwsblad 25 November 1893)
TAHUN 1894
A. Zilveren ster voor Trouw en Verdienste
Beslit
Gubernemen
1.A.M.Sumaijku,
Kepala Distrik dengan titel Hukum Besar Kakas-Remboken.
B.Bronzen medaille voor Trouw en Verdienste
Beslit
Gubernemen untuk 13 orang Hukum Tua Minahasa.
1.A.Mapaliei,
Hukum Tua Lansot Distrik Kawangkoan.
2.N.Wawolangi,
Hukum Tua Rumoong Atas, Distrik Kawangkoan.
3.M.Assah, Hukum
Tua Sendangan 1, Distrik Kawangkoan.
4.C.Luntungan,
Hukum Tua Paslaten Distrik Tonsea.
5.M.Kindangen,
Hukum Tua Mundung, Distrik Tonsawang.
6.W.Ratoewalangan,
Hukum Tua Molompar, Distrik Pasan-Ratahan-Ponosakan.
7.W.Rondonoewoe,
Hukum Tua Ranowangko Atas, Distrik Tondano-Toulimambot.
8.A.L.Waworoentoe,
Hukum Tua Lahendong, Distrik Tomohon-Sarongsong.
9.C.Malonda,
Hukum Tua Sendangan 1 Distrik Kakas-Remboken.
10.A.Lumentut,
Hukum Tua Sendangan II Distrik Kakas-Remboken.
11.A.Terok,
Hukum Tua Tincep, Distrik Sonder.
12.W.Pirih,
Hukum Tua Munte, Distrik Sonder.
13.L.Sumual,
Hukum Tua Suluun, Distrik Sonder.
(Java Bode 3 Juli 1894 dan Bataviaasch Handelsblad 4 Juli 1894)
*). Foto koleksi
Troepenmuseum dan KITLV Digital Media Library.
SUMBER
TULISAN:
Koninklijk Bibliotheek-Delpher
Kranten.
Tomohon Dulu dan
Kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.