Oleh: Adrianus Kojongian
Militaire School di Meester-Cornelis awal 1926. *) |
Kapten lalu Mayor KNIL J.Kaseger adalah tokoh
kontroversial yang terkenal karena perannya melumpuhkan pemberontakan melawan
Belanda yang dikenal dengan peristiwa Merah-Putih 14 Februari 1946 di Manado.
Awalnya diangkat para pejuang karena senioritasnya sebagai Komandan Tentara
Keresidenan Manado, tapi, pada 10 Maret 1946 ia melancarkan kontra-kup,
memimpin Kompi 143 dan Patola menangkapi para pimpinan pejuang dan pemuda.
Selama ini, banyak tulisan berkait diri Jan Kaseger,
demikian nama lengkapnya, serba membingungkan, dengan info-info yang juga
menyesatkan. Umpama, ada tulisan menyebut ia mengawini wanita Belanda totok,
dan karenanya ditangkap lalu meninggal dalam tahanan Jepang. Lalu juga banyak dipercaya
kalau ia merupakan perwira Hindia-Belanda lulusan dari Koninklijke Militaire Academie (KMA) di Breda Negeri Belanda.
Memang, tidak ada catatan otentik diperoleh berkait riwayat
hidup Jan Kaseger. Tapi, dari Delpher Kranten Belanda, saya memperoleh sedikit
data perjalanan studi dan karir militer putra Tondano Minahasa kelahiran tahun
1903 itu.
DALAM
BERITA
Nama Jan Kaseger muncul pertama ketika ia berstatus aspirant officier sebagai pelajar dari Instituut Aspirant-Officieren di Meester-Cornelis
(sekarang Jatinegara). Koran Bataviaasch Nieuwsblad
15 Juli 1921 dan Algemeen Handelsblad
1 September 1921 mencatat Jan Kaseger sebagai satu-satunya pribumi dari 7 orang
aspirant officier yang lulus, naik ke tahun ke-2 studi. Artinya, Jan Kaseger
mulai masuk institut di tahun 1920, di usianya yang ke-17.
Kelasnya kemudian menjadi 20 orang setelah 17
pelajar lain diterima di kelasnya. Namun, dia tetap satu-satunya orang Indonesia,
dan juga Manado di kelasnya. Ada pribumi lain yang bersekolah di Institut
tersebut. Raden Soemantri duduk di kelas 3, serta di kelas 1 Raden Daroe dan
L.Lasamahu.
Dalam ujian transisi dari Voorcursus (V.C).II ke V.C.III tahun
1922, Jan Kaseger lulus. Bataviaasch Nieuwsblad 26 Mei 1922 mencatat Kaseger
lulus bersama 16 orang Belanda lainnya yang kelak di kemudian hari menjadi
perwira-perwira KNIL terkenal, diantaranya W.F.J.Kroon. Kakak kelasnya Raden
Soemantri dicatat ikut lulus masuk Militaire School I bersama 13 orang lainnya.
Agaknya Jan Kaseger mengikuti langkah tersebut. Bisa
jadi di tahun 1923 ia lulus masuk MS I. Sebab, Bataviaasch Nieuwsblad 24 Mei
1924 mencatat kandidat Kaseger berhasil lulus ujian transisi dari MS I untuk MS II.
Di tahun 1925 kesempatan bersekolah di Negeri Belanda
terbuka baginya. Bersama 7 murid tertua lain, salah satunya J.H.C.Biekart yang
kemudian selalu bersama dengannya, Jan Kaseger berhasil lulus ujian masuk ke
Hoofdcursus. Het Nieuws van den Dag voor Nederlansch-Indie dan Bataviaasch
Nieuwsblad 15 Mei 1925 mencatat murid lain adalah: H.A.D.Betke, E.O.van
Deursen, K.F.Kunst, J.D.de Riemer dan Th.A.Willemse.
Hoofdcursus berbeda dengan Koninklijk Militaire Academie
(KMA), meski sama-sama berada di Breda. Hoofdcursus sebelumnya berada di
Kampen, lalu dipindah ke Breda, efektif sejak 1 Oktober 1923. KMA adalah sekolah
kadet (cadettenschool), sementara
Hoofdcursus lebih spesifik sebagai cursus
bij het Wapen der Infanterie. Hoofdcursus merupakan pelatihan untuk onderofficieren dengan rang letnan dua
infantri, baik yang akan berdinas di Tanah Belanda sendiri mau pun di
Hindia-Belanda.
s.s.'Prinses Juliana'. *) |
Dinyatakan lulus ikut pendidikan di Breda ini, koran De
Sumatra Post 17 Juni 1925, mencatat Jan Kaseger sebagai salahseorang
penumpang s.s.(steam ships=kapal uap)
‘Prinses Juliana’. Kapal tersebut bertolak dari pelabuhan Tanjung-Priok dengan
tujuan Eropa.
Ternyata, di Hoofdcursus Breda, Jan Kaseger
menunjukkan kecemerlangan otaknya. Ketika pengumuman hasil akhir ujian KMA dan
Hoofdcursus tahun 1926, De Indische Courant 26 Agustus 1926 dan sebelumnya Het
Vaderland 23 Juli 1926 mencatat Kaseger berada di peringkat kedua dari 9 orang siswa
kelas Infanterie Nederlandsch-Indie Leger, dibawah nama E.P.Bouman, dan di atas
J.H.M.Schenk. Para siswa lainnya, termasuk Biekart dan juga A.F.Kunst yang
berada di kelas Administratie Nederlandsch-Indie leger berhasil lulus dengan bersyarat.
Nieuwe Tilburgsche Courant 19 Agustus 1927 dan De
Tijd 20 Agustus 1927 memberitakan Sersan Jan Kaseger dinyatakan lulus ujian
officier infantri, bersama 8 orang rekan lainnya. Ia segera dibenum menjadi
Letnan Dua Infantri Oost Indisch Leger, bersama-sama J.H.Biekaart, dengan
catatan untuk segera kembali ke tempat bertugas di Indonesia.
Koran Het Vaderland 6 Desember 1927 yang
memberitakan pelantikannya sebagai Letnan Dua, malah, mencatat di halaman lainnya,
nama Kaseger sebagai penumpang s.s. 'Vondel' dibawah nahkoda M.P.Morzer Bruyns yang
dijadwal bertolak dari Amsterdam tanggal 6 Desember itu, dengan tujuan Batavia.
Tiba di Batavia, Letnan Dua Jan Kaseger tidak
beristirahat. Algemeen Handelsblad 23 Januari 1928 memuat penempatannya di
Batalion 7 KNIL di Magelang.
Awal tahun 1930 Letnan Dua Kaseger dimutasi, dari
Batalion infantri ke-7 Magelang, ke pasukan di Aceh.
Di Aceh, terhitung mulai tanggal 29 Agustus 1930, ia
memperoleh promosi kenaikan pangkat sebagai Letnan Satu, bersama temannya
Biekaart. Karena prestasinya di tahun 1931, seperti diberitakan Bataviaasch
Nieuwsblad 1 Oktober 1931 ia memperoleh penghargaan Bronzen eerepenning voor
menchlievend hulpbetoon.
Ketika bertugas di Garnizun Geumpang Aceh, untuk penghargaan masa dinasnya yang sudah delapan tahun, di tahun 1935, koran Bataviaasch Nieuwsblad 11 Oktober 1935 mencatat, kalau terhitung per tanggal 1 Februari 1936 Letnan Satu Jan Kaseger diberi verlof ke Eropa selama sepuluh bulan.
Pulang dari cuti dengan s.s.'Sibajak' di tahun 1936, Letnan Satu Jan
Kaseger bertugas kembali di Magelang, yakni di Batalion Infantri ke-1.
Kemudian, di akhir tahun 1938 dimutasikan ke Garnisunbatalion Maluku di Ambon.
Ketika bertugas di Maluku, De Sumatra Post 10 Juli
1939 memberitakan Letnan Satu Jan Kaseger memperoleh promosi kenaikan pangkat
menjadi Kapten. Promosi Kapten bersama 6 rekan Belandanya terhitung mulai tanggal
30 Juni 1939.
KELUARGA
Berita lain tentang dinas militer Kaseger tidak ada
lagi. Namun, banyak diketahui, Kapten Jan Kaseger kembali ke Manado setelah
Jepang menduduki Indonesia.
Setelah memadamkan pemerintahan Merah-Putih di
Manado, Jan Kaseger diangkat Belanda menjadi penguasa militer KNIL untuk
wilayah Manado dan Minahasa dengan pangkat Mayor. Tapi, tidak berselang lama ia
dipindahkan ke markas KNIL di Jakarta, dan sesudah pensiun, memilih tinggal di
Belanda.
Jan Kaseger meninggal di Amsterdam tanggal 14
Januari 1951 dalam usia masih terbilang muda, 48 tahun.
Kematian pensiunan Major KNIL Jan Kaseger dimuat
dalam familieberichten De Telegraaf 17 Januari 1951, sementara iklan duka
keluarganya muncul di de Vrije Pers
25 Januari 1951.
Tidak banyak diketahui soal keluarganya. Apakah dia pernah menikahi wanita Belanda, tidak ada data diperoleh. Hanya, dari
berita koran dapat diketahui kalau Jan Kaseger memperistri wanita Minahasa pula. Ia baku ipar dengan Mayjen Didi Kartasasmita, bekas alumni KMA Breda.
Istri Kaseger bernama Wilhelmina Juliana Ruata, adalah anak mantan Hukum Besar Ratahan dan Manado Peter Frederick Ruata. Wilhelmina kelahiran Tanawangko15 Mei 1911 dan menjadi warganegara Belanda dengan naturalisasi, meninggal dunia tanggal 3 September 1969 di Amsterdam. Sementara ibu mertua Jan Kaseger meninggal di Surabaya 2 Desember 1955. ***
Istri Kaseger bernama Wilhelmina Juliana Ruata, adalah anak mantan Hukum Besar Ratahan dan Manado Peter Frederick Ruata. Wilhelmina kelahiran Tanawangko15 Mei 1911 dan menjadi warganegara Belanda dengan naturalisasi, meninggal dunia tanggal 3 September 1969 di Amsterdam. Sementara ibu mertua Jan Kaseger meninggal di Surabaya 2 Desember 1955. ***
*). Foto Koleksi KITLV Digital Media Library, dan maritiemdigitaal.nl.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.