Oleh: Adrianus Kojongian
Suasana Gemeenteraad Manado 1926, wakil Tionghoa Tong Sian Eng.*) |
Sejak awal abad ke-20, masyarakat
Tionghoa dan peranakan Tionghoa di Manado, semakin maju. Dalam pendidikan, dagang,
dan perpolitikan. Mereka pun menaruh minat, solidaritas dan keprihatinan besar
terhadap masalah-masalah yang terjadi di tanah leluhurnya Tiongkok.
Tanggal 12 Oktober 1909, pemerintah
kolonial Belanda membuka Hollandsch-Chineesche
School (HCS) di Manado yang menerima para murid berasal kaum Tionghoa,
selain anak orang terkemuka Minahasa. Sangat banyak anak-anak orang kaya
Tionghoa bersekolah di sini, dan setamat melanjutkan pendidikan di Mulo (Meer uitgebreid lager onderwijs), lalu
sekolah-sekolah bergengsi di pulau Jawa, semisal Koningin Wilhelmina School serta Prins Hendrik-School di Batavia (Jakarta) yang memiliki afdeeling HBS (Hogere Burger School) dan
Handelsschool.
Dari sini lahir banyak kaum intelektual dan pedagang-pedagang sukses Tionghoa Manado yang berkiprah bukan hanya di kota Manado, namun juga di Surabaya, Batavia dan lain-lain kota. Bahkan, banyak pula menempuh pendidikan tinggi dalam berbagai disiplin ilmu di Batavia serta di Negeri Belanda, dan kemudian Tiongkok.
Dari sini lahir banyak kaum intelektual dan pedagang-pedagang sukses Tionghoa Manado yang berkiprah bukan hanya di kota Manado, namun juga di Surabaya, Batavia dan lain-lain kota. Bahkan, banyak pula menempuh pendidikan tinggi dalam berbagai disiplin ilmu di Batavia serta di Negeri Belanda, dan kemudian Tiongkok.
Piet Teng, anak Teng Tjin Seng,
menjadi pionir Tionghoa dari Manado yang belajar di Tiongkok. Menyandang
diploma Mulo Don Bosco 1934, ia berkeinginan kuat menjadi pilot, sehingga
belajar di Sekolah Yok Tjoe.
Pertengahan tahun 1936 dengan m.s. (motorschip)
'Sibajak' ia berangkat ke Tiongkok untuk masuk sekolah penerbang di Nanking.
Sampai Menteri Pendidikan Tiongkok merespon, dengan menyatakan Piet Teng
diterima dengan baik di sekolah yang memiliki nama lengkap Chung Yang Hang Khung Academy (Central
Aviation Academy) itu. Sekolah tersebut berada di bawah kendali pribadi
Jenderal Chiang Kai-shek
Selain Hollandsch-Chineesche School,
kelak berdiri di Manado, Sekolah Chung
Hwa Hui. Lalu bulan Oktober 1936, sebuah sekolah Tionghoa dibawah Chineesche
Schoolvereeniging Tiong Hoa Hak Tong
pimpinan Yoh Yong Tjoh (berbadan hukum dengan beslit awal tahun 1926).
Tionghoa Manado 1930. *) |
Dikenal sebagai pedagang ulet, maka
di Manado segera berdiri usaha-usaha besar berupa firma dari orang-orang
Tionghoa Manado. Paling terkenal, Firma Lie Boen Yat &Co.
Meski awalnya
berdiri di Makassar Maret 1889 dibawah Lie Goan Tjiong dan Lie Tjeng Sioe, anak
tertua Lie Boen Yat, yakni Lie Tjeng Lok yang membuatnya berkibar megah.
Tanggal 24 Maret 1919 Lie Tjeng Lok resmi
mendirikan N.V. (Naamloze Vennootschap=perseroan
terbatas) Handel Maatschappij Lie Boen Yat &Co yang kemudian mengambilalih
20 Agustus 1929 NV Celebes Molukken Cultuur Maatschappij yang bergerak dalam
bidang perkebunan besar. Kerajaan bisnis Lie Tjeng Lok bergerak dalam bidang
ekspor, menguasai sebagian besar pasar ekspor di Amerika Serikat dan benua Eropa
dengan mengirim kopra dan hasil bumi lain. Begitu pun pasar impor di wilayah
Keresidenan Manado dan Maluku dikuasainya, khusus impor obat-obatan, parfum dan
minuman.
Namun, firma yang dianggap perintis dan
berdiri di Manado adalah yang dibangun oleh Wijkmeester Kampung Cina Tan Tjin
Bie, kelak Letnan dan Kapitein Manado. Bulan Juni 1905 bersama dengan Tan Tjin
Giok dan pengusaha B.A.Renesse van Duivenbode, ia mendirikan Firma Giok Bie en
Co.
Toko Koppa. *) |
Firma lain yang terkenal adalah
N.V.Liem Oei Tiong&Co. Liem memiliki toko besar Koppa serta percetakan.
Tahun 1923 Liem menerbitkan mingguan berbahasa Tionghoa-Melayu bernama Keng Hwa Poo, yang sering bersaingan
dengan mingguan Fikiran terbitan Lie Boen Yat&Co.
Kebanyakan
firma dan usaha dagang Tionghoa di Manado tergabung menjadi anggota kongsie (perkumpulan dagang) Siang Hwee. Siang Hwee adalah federasi pedagang
Tionghoa di Hindia-Belanda (Ho In Tiong
Hoa Siang Hwee Lian Hap Hwee)
Di
bawah Siang Hwee inilah, para pengusaha Tionghoa Manado tergerak dan
bersolidaritas tinggi terhadap tanah leluhurnya Tiongkok pimpinan Jenderal Chiang
yang menghadapi agresi tentara kekaisaran Jepang.
Asosiasi
pedagang Tionghoa Manado, umpama, awal bulan Agustus 1925 berhasil mengumpulkan
sebanyak 5.000 tael, dan
mengirimkannya ke Shanghai Tiongkok. Dana dari Manado itu, untuk membantu wabah
penyakit yang terjadi di sana.
Tahun
1938, di bulan Mei, ‘Comite Fonds Amal Tiongkok’ di Manado berhasil mengumpul dana
sebesar f.7.668 untuk membantu penduduk kota Hankau di Tiongkok yang dilanda wabah
penyakit malaria. Bantuan ke Hankau saat itu datang dari berbagai kota
Indonesia. ‘Comite Pasar Malem Palembang’ berhasil mengumpul f.9000, sementara ‘Fonds
Amal Djogja’ sebesar f.1.175.
Rekor
bantuan berasal Tionghoa Manado dicatat di tahun 1939, ketika Tiongkok diagresi
Jepang. Konsul-Jenderal Tiongkok di Batavia Tschou Kwong Kah dengan disertai
Konsul di Makassar datang ke Manado bulan Mei, mengunjungi dan berbicara dengan
berbagai kalangan.
Tokoh-tokoh
Tionghoa Manado dibawah Kapitein Lie Goan Oan dan ayahnya Lie Tjeng Lok berhasil
menggalang dana atas nama serikat pedagang Tionghoa Manado sebesar 40.000 dolar
Cina. Uang tersebut adalah untuk membantu para korban perang di
Tiongkok. Ini kemudian berbuntut, menjadi salahsatu alasan utama ketika sejumlah pedagang kaya serta
politikus Tionghoa Manado dieksekusi Jepang di tahun 1942. Bantuan
kemanusiaan tersebut dituduh Jepang adalah untuk membantu pemerintahan Chiang Kai-shek
di Chungking membiayai perlawanannya.
Gubernur-Jenderal A.C.D.de Graeff di Kampung Cina 1927.*) |
Banyak
menyumbang tanah leluhurnya, kaum Tionghoa Manado tidak melupakan tanah
dimana mereka lahir dan menjadi besar. Ada perkumpulan Tjeng Lian Hwee yang berbadan hukum di Manado tahun 1921. Tjeng
Lian Hwe banyak bergerak di bidang sosial, dengan tubercolosefonds, kindervacantie-kolonie
dan Haktongfonds.
Orang
Tionghoa kelahiran Manado yang sukses di rantau pun mendirikan berbagai
organisasi. Paling terkenal, serikat Tiong
Hoa-Menado di Surabaya yang berdiri pertengahan tahun 1930. Tokoh-tokohnya
adalah: H.H.Ong, dokter Yap I Sian, Ong Kiem Hok, Yap I Hong, Tan Tek Beng dan
Tjoa Tiang An.
H.H.Ong
adalah ambtenar yang kemudian terpilih menjadi anggota Gemeenteraad Surabaya
dan commies-redacteur lalu 1939 Hoofdcommies Provinsi Jawa Timur. Dokter
Yap I Sian yang mengganti posisi Ong sebagai Ketua Tiong Hoa Menado tahun 1932, kelak ke
Belanda dan meraih arts di Amsterdam
1938.
Jalan retak di Kampung Cina, akibat gempa 1932.*) |
Serikat
Tiong Hoa Menado banyak berpeduli dengan Manado. Ketika tahun 1932 terjadi
gempabumi besar di Minahasa, di bulan Mei 1932 mereka mengumpul dan menyalurkan
bantuan untuk para korban. Dana
diperoleh dengan pemutaran film Das Lied
ist aus di Capitol-theater dan Luxor-theater. Kemudian, Agustus 1932 mereka
mengirim lagi bantuan sebesar f.283.
Kaum
Tionghoa Manado pun terlibat aktif dalam politik lokal. Ketika Minahasaraad,
terutama Gemeenteraad Manado dibentuk 1 Juli 1939, golongan orang timur asing
(vreemde oosterlingen), hanya terwakili unsur Tionghoa.
Awalnya hanya satu
anggota, Tong Goan Tjae di Gemeenteraad Manado dan Si Lae Hoeat di
Minahasaraad. Sejak 1931 wakil Tionghoa di Gemeenteraad bahkan menjadi tiga
orang (Lie Goan Oan, Sie Tjie Hian dan Tjang Eng Soei), sehingga membentuk satu
fraksi.
Tahun
1935 Tan Tek Hoe, seorang pedagang dan anggota Gemeenteraad Manado lulusan
Prins Hendrik-School, menjadi kandidat kuat untuk anggota Volksraad dari unsur
Tionghoa. Demikian pula dengan Lie Tek Djin, anggota Gemeenteraad dan firmant dari Firma Lie Boen Yat&Co,
serta Tjang Eng Soei ketika itu beheerder
Gemeentebank.
JUTAWAN LIE TJENG LOK
Kapitein Lie Tjeng Lok. *) |
Setelah
Tjoa Tie berhenti dengan hormat, Lie Tjeng Lok, diangkat menjadi kapitein der
Chineezen Manado terhitung mulai tanggal 13 April 1907. Lie Tjeng Lok
sebelumnya menjabat sebagai letnan sejak akhir 1904.
Namun, karena ingin
berkonsenstrasi dengan usaha bisnisnya, tidak sampai satu tahun menjabat Kapten
Tionghoa Manado, Lie Tjeng Lok minta berhenti, dan diberhentikan dengan hormat
Februari 1908.
Lie
Tjeng Lok kelahiran tanggal 21 Juli 1871 adalah anak dari Lie Boen Yat, pengusaha
yang pindah dari daratan Tiongkok dan meninggal tahun 1897 yang namanya kemudian
diabadikan pada firma Lie Boen Yat&Co pimpinannya. Ketika firma Lie Boen
Yat &Co didirikan pertama Maret 1889 di Makassar, Lie Tjeng Lok bertindak
sebagai kreditur dan debiturnya di Manado, seperti diberitakan koran Bataviaasch Nieuwsblad 16 Juli 1892.
Lie Tjeng Lok memang lebih terkenal
sebagai pedagang sukses. Ia memulai dengan bisnis kecil-kecilan, menjual
tembakau, kue, pakaian bekas, beras dan menjahit. Lalu melebarkan usahanya,
dari sebuah toko kecil yang dibuka Lie Boen Yat di Manado tahun 1869, ia
mengembangkan dengan jasa perdagangan dan membeli tanah milik orang Belanda
serta penduduk Minahasa. Di atas tanah-tanah tersebut lalu dibangunnya rumah
tinggal kemudian disewakan.
Keluarga Lie Tjeng Lok di Huize Eldorado. *) |
Wisma-wisma miliknya mencapai belasan. Salah satu
diantaranya adalah Wisma Eldorado di Sario Tumpaan sekarang, menjadi bangunan
termegah di kota Manado. Kelak, ketika Jepang membuka konsulatnya di Manado,
bangunannya ditawari pengelola Firma 'Futaba' Minoru Yanai untuk dipakai konsul, tapi ditolak Lie Tjeng Lok. Yanai belakangan diketahui adalah mata-mata. Ketika Jepang berkuasa, sebagai penasehat pemerintahan militer dan Walikota (Sitjo) Manado.
Lie Tjeng Lok telah mengembangkan usahanya dengan
pertokoan di pusat kota Manado. Lalu mendirikan N.V.Handel Maatschappij Lie
Boen Yat&Co tanggal 24 Maret 1919.
Resepsi Jubileum (60 tahun) Lie Boen
Yat &Co yang dilaksanakan dengan mewah awal April 1929 di Manado dihadiri
Residen H.J.Schmidt, Burgemeester F.H.Wetering dan para ambtenar. Residen
Schmidt bangga karena Manado menjadi pusat bisnis Lie Boen Yat&Co. Ia memuji Direktur
Lie Tjeng Lok berhasil mengembangkan perusahaan dari toko kecil yang ada sejak
1869. ‘’Kini perusahaan menjadi lembaga perdagangan yang kuat yang mengimpor
setiap tahunnya beras bernilai jutaan (gulden),’’ katanya.
Bakat bisnis Lie Tjeng Lok besar. Ia
pun mengambilalih Agustus 1929 itu N.V. Celebes Molukken Cultuur Maatschappij
yang memiliki aset erfpak Pandu, Talawaan Besar, Talawaan Kecil dan Wusa. Lalu
mendirikan 1 Agustus 1938 N.V.Bouw Maatschappij Noord Celebes. Sampai Jepang
datang, ‘monopoli’ perdagangan di Keresidenan Manado dikuasainya.
Lie Tjeng Lok menolak ajakan untuk
lari ke Australia. Begitu Jepang menduduki Manado, firmanya segera dibeslah dan
ia ditangkap di persembunyiannya di Kayawu, sekarang kelurahan di Kecamatan
Tomohon Utara Kota Tomohon. Dalam usia 70 tahun, jutawan Tionghoa Manado ini
dieksekusi dengan dipancung di Gunung Wenang Manado tanggal 13 Februari 1942 (baca: Akhir Tragis Lie Tjeng Lok, Konglomerat Tempo Doeloe,).
TAN
TJIN BIE dan TENG TJENG TIONG
Letnan Tionghoa Manado di masa
Kapitein Lie Tjeng Lok, yakni pengusaha Tan Tjin Bie, awal Mei 1913 resmi
diangkat menjadi Kapitein Tionghoa Manado yang baru. Bersama dengannya dilantik
Teng Tjeng Tiong yang sementara menjabat Wijkmeester Kampung Cina sebagai
letnan yang baru.
Keduanya menjabat hingga Oktober
1916, ketika Tan Tjin Bie berhenti. Bestuur over Vreemde Oosterlingen Manado
yang baru adalah Kapitein Teng Tjeng Tiong dan Luitenant Tjoa Jaoe Hoei,
sebelumnya Wijkmeester Kampung Cina.
Menjabat lebih sembilan tahun, awal
Maret 1924, atas permintaan sendiri Teng Tjeng Tiong berhenti kapitein, dan
meneruskan usahanya sebagai pedagang, sampai usahanya dinyatakan pailit awal
1932.
***
*). Foto koleksi keluarga keturunan Lie Tjeng Lok, Tonggowasito dan KITLV
Digital Media Library.
SUMBER TULISAN:
Delpher Kranten:
Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie 27 Oktober
1916, 11 Agustus 1925, 7 Januari 1926, 16 Maret 1935, 18 Agustus 1939.
Bataviaasch Nieuwsblad 25 Maret 1889, 16
Juli 1892, 21 Juni 1905, 6 Mei 1913, 11 Agustus 1925, 3 April 1929, 30 Mei 1939.
De Indische Courant 10 Maret 1924, 3
Juni 1930, 2 November 1931, 22 Desember 1931, 1 April 1932, 21 Mei 1932,4 Juli
1936, 6 Juni 1939, 9 Oktober 1939.
Soerabaijasch Handelsblad 16 April 1907,
28 Mei 1932, 27 Agustus 1932, 26 Oktober 1934, 24 Oktober 1936
Het
Vaderland
14 Juni 1936,10 Juni 1938.
Utrechts
Volksblad
7 Juli 1938.
Ensiklopedia Tou Manado.
Mini Biografi Lie Tjeng Lok dan
Perusahaan-perusahaannya,
Leonardi Tonggowasito dan Frits Mayer, 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.