Kamis, 03 April 2014

Misteri Kontrolir X van Ratahan



                           

 

                                                           Oleh: Adrianus Kojongian

 

 

 

 

 


Jalan di Pasan tahun 1870-an. *)



Saya penasaran siapa sebenarnya Tuan Kontrolir X yang kisahnya dimuat koran  De Locomotief 16 Februari 1893. Bagi orang Ratahan, Tombatu dan Belang, wilayah yang saat itu dibawah kontrol dan kekuasaan Kontrolir Belang, nama Kontrolir X pasti dikenal luas.  Cuma, karena itu adalah  kisah yang terjadi  seratus dua puluh satu tahun  silam, maka siapa adanya sang Kontrolir X pasti telah terlupakan oleh waktu, begitu pula dengan kisah tersebut.

Koran Hindia-Belanda terbitan Semarang tersebut sengaja melindungi nama baik ‘tuan’ Belanda. Tidak aneh, meski pemimpin redaksinya adalah seorang sarjana hukum, Mr.P.Brooshooft. Tidak seperti sekarang yang  berkode etik melindungi para korban, tapi justru mengungkap jelas identitas wanita-wanita asal Ratahan dan Tombatu yang dipermainkannya.  Di masa kolonial, memang, ada derajat dan jurang pemisah besar, tuan adalah para Hollander, dan hamba pribumi yang sekedar inlander.

Karena sudah lebih seabad, saya tidak menemukan catatan atau arsip lain apa pun berkaitan kisahnya. Apalagi, untuk  menemukan nama kontrolir yang berubah menjadi tokoh misterius. Saya mencarinya di berbagai mesin pencari internet, tapi tidak juga menemukannya. Akhirnya, sebagai langkah terakhir saya mencari arsip-arsip koran tempo dulu dari Delpher Kranten yang dikoleksi Koninklijk Bibliotheek. Koran-koran masa itu biasanya rutin memuat berita pembeslitan mutasi dan  lain sebagainya dari para ambtenar, kontrolir dan pejabat Binnelandsch-bestuur (BB) di Hindia-Belanda, bahkan juga pegawai bumiputera (Inlandsch-bestuur).

Di sejumlah koran Hindia-Belanda dan Negeri Belanda, yang terbit di dua dekade akhir abad ke-19, saya menemukan orangnya. Ternyata, sang kontrolir bernama A.J.W.Vermandel.

Dari berbagai koran terbitan sebelum dan sesudah tahun 1890-an ini, saya bisa melacak perjalanan karir Vermandel. Ia memulai dinas sebagai ambtenaar Binnenlandsch-Bestuur akhir tahun 1870-an atau awal  tahun 1880-an, dengan memasuki korps BB wilayah Jawa dan Madura.

Pangkatnya pertama adalah ambtenaar voor der burgerlijk dienst, diperbantukan di kantor Direktur BB di Batavia. Awal bulan November 1882, dari berita De Locomotief 11 November 1882 dan Java Bode 15 November 1882, dari ambtenaar rang dan titelnya menjadi Aspiran Kontrolir. Penempatannya adalah di Residensi Palembang.

Pangkatnya naik tahun 1884, ketika koran Java Bode 19 April 1884 menyebut Vermandel dibenum sebagai Kontrolir Klas 2. Namun, ada yang mengusik, Java Bode 23 April 1890 dan De Tijd Rabu 28 Mei 1890 mencatat kenaikan pangkat Vermandel baru terjadi di saat itu, ketika ia diposting di Keresidenan Manado. Anehnya dalam status pembeslitannya dari Direktur BB, ia ditunjuk (juga) Kontrolir klas 2, (bahkan) dari posisi ambtenaar.

Artinya karirnya di rentang waktu hampir enam tahun tersebut, mandeg. Tentu ada kejadian atau peristiwa yang menyebabkan karirnya mandeg.  Bisa jadi karena sanksi internal atas sesuatu sebab dan lain dugaan. Soerabaiasch Handelsblad 9 Mei 1884 memberi tambahan keterangan, bahwa kenaikan sebagai Kontrolir Klas 2 itu, dengan penegasan asalkan dengan diposting di Residensi Palembang. Kemungkinan besar Vermandel menolak penempatan tersebut, sehingga bukannya naik jabatan, malah pangkatnya diturunkan.

Tapi,dugaan tersebut terbantah, karena ternyata ia menerima penugasannya di daerah yang sekarang masuk Provinsi Sumatera Selatan itu. Koran Bataviaasch Handelsblad tanggal 19 Juni 1884 memuat berita penempatannya dari Residen Palembang. Kontrolir Klas 2 Vermandel diposkan di Bunga Mas, Afdeeling Lematang-Ulu, Ilir, Kikim dan Pasumahlanden. 

Suasana pedesaan Minahasa tahun 1900.*)
Tidak ada berita lain, sampai kemudian ia pindah ke Keresidenan Oostkust van Sumatra. Koran Java Bode 10 Agustus 1889 mencatat Vermandel sebagai Kontrolir Klas 2 ditempatkan di Afdeeling Labuan Batu, menggantikan Kontrolir Klas 2 G.Sieburgh.

Baru ketika ditempatkan di Residensi Manado yang saat itu dipimpin Residen Marinus Cornelis Emanuel Stakman, karir Vermandel terbilang cemerlang. Koran-koran di awal bulan Juli 1890, seperti Java-Bode 9 Juli, Bataviasch Nieuwsblad 9 Juli dan De Locomotief 12 Juli 1890, memuat pembenuman Vermandel  sebagai Kontrolir Klas 2 di Afdeeling Belang berkedudukan di Ratahan. Ketika menjabat di Ratahan ini, di mana peristiwanya terjadi, rang dan titelnya justru naik dari Klas 2 menjadi Kontrolir Klas 1 BB.


Tidak lama kemudian, jabatan Vermandel di Ratahan berakhir. Java Bode 28 Oktober 1891 memuat pengangkatan  Kontrolir Klas 2 J.N.Witteveen sebagai penggantinya di Afdeeling Belang. Rupanya, keluh-kesah masyarakat dan  tokoh-tokoh Pasan-Ratahan-Ponosakan dan Tonsawang membuat Residen Stakman, dan terutama para pimpinan BB di Batavia gerah, sehingga kemudian menarik Vermandel dari Ratahan.

Soalnya, satu bulan sebelumnya, yakni di bulan September 1891, Direktur BB di Batavia dalam kolom Officieele Berichten Java Bode 12 September dan juga De Locomotief 15 September  mengumumkan rencana mutasi Vermandel dan juga Witteveen dari Keresidenan Manado. Vermandel diposting di Residensi Zuider-en Oosterafdeeling van Borneo, sementara Witteveen di Gubernemen Sumatra’s Westkust.

Tapi, rupanya, rencana mutasi batal dilaksanakan, karena Witteveen justru kemudian ditempatkan di Ratahan memimpin Afdeeling Belang, sementara Vermandel tidak ada berita dikemanakan. Namun, besar kemungkinan ia dinonaktifkan.

Kabar Vermandel baru diberitakan De Locomotief 19 Januari 1892, ketika ia diberikan verlof dua tahun berlibur di Eropa. Usai cuti, berita Java Bode 23 Desember 1893 mengungkap kalau Kontrolir Klas 1 BB A.J.W.Vermandel, ditempatkan ulang di Residensi Oostkust van Sumatra, dan juga tempat dimana dulunya ia pernah bekerja, yakni Afdeeling Labuan Batu.

WITTEVEEN
Kontrolir Witeveen yang dimusuhi para kepala, tokoh masyarakat dan penduduk Pasan-Ratahan-Ponosakan dan Tonsawang karena tindakannya yang pongah, juga banyak datanya, meski sekedar penggalan-penggalan pembeslitan. Ternyata, dibanding Vermandel,  ia tergolong junior di korps BB Jawa dan Madura.

Witteveen datang ke Manado --diberitakan Bataviaach Handelsblad-- bertugas sebagai Aspiran Kontrolir di Afdeeling Manado. Posisi aspiran kontrolir itu baru diraihnya Januari 1891, setelah sebelumnya  Desember 1890 baru dijobkan sebagai ambtenaar diperbantukan pada Asisten-Residen Bandung.

Karir Witteveen terbilang mulus, bahkan naik sangat cepat dalam waktu singkat sekali. Sebab di bulan Oktober 1891 dengan rang dan titel baru sebagai Kontrolir Klas 2, ia dipercayakan memegang Afdeeling Belang menggantikan Vermandel.


Meski mendapat tentangan dan diusul Kepala DistrikPasan-Ratahan-Ponosakan  Estephanus Sahelangi agar diganti, ia seakan tidak tersentuh. Eeltje Jelles Jellesma Residen Manado yang baru menggantikan Stakman, tetap mempertahankannya.

Baru di bulan Oktober 1893, Witteveen dimutasi menjadi Kontrolir Klas 2 Kepulauan Sangir dan Talaud di Tahuna. Penggantinya di Afdeeling Belang ditunjuk Kontrolir Klas 2 W.A.Berkholst. Sanksi kepadanya mungkin adalah penundaan kenaikan rang dan titel. Witteveen meninggalkan Keresidenan Manado, seperti diberitakan Java Bode 2 Mei 1895, ketika dipindah ke Residensi Ternate, dan masih sebagai Kontrolir klas 2.

SAHELANGI
Keinginan Kepala Distrik Pasan-Ratahan-Ponosakan Estephanus Sahelangi agar distriknya dipimpin oleh seorang kepala bergelar Majoor dengan tongkat emas tidak pernah dipenuhi. Sampai distriknya digabung dengan Tonsawang dalam nama distrik Ratahan, tidak pernah ditunjuk seorang pun kepala bergelar Majoor, selain sekedar titel Hukum Besar.

Profil Kepala Minahasa dan keluarganya di tahun 1900. *)

Sahelangi yang memulai karir sebagai Hukum Tua, Hukum Besar Pasan-Ratahan, lalu Hukum Besar Pasan-Ratahan-Ponosakan, dipensiun sebagai Inlandsch Bestuur Mei 1898. Untuk pengabdiannya yang sangat panjang itu, ia diberikan penghargaan medali zilveren ster.
Rekannya, Kepala Distrik Tonsawang Samuel Momuat yang juga disinggung dalam pemberitaan, dipensiun, dan digantikan Manuel Rambi Januari 1895. Manuel Rambi adalah sepupu Estephanus Sahelangi.

STAKMAN
Residen Manado Marinus Cornelis Emanuel Stakman  yang keberatan dengan rapport Gallois meminta pensiun dari dinasnya sebagai pegawai BB dengan surat bertanggal 2 September 1892. Ia diberhentikan dengan hormat  terhitung  sejak tanggal 4 November 1892.
  
Stakman di masa tua. *)

Keberatan dan tanggapannya atas laporan tentang keadaan Minahasa oleh Gallois, berupa buku De Minahassa, bezwaarschrift, opgeman naar aanleiding van het rapport nopens den staat van zaken in de Minahassa, uitgebracht door W.O.Galloois, terbit di Amsterdam 1893.

SURAT A.B.WAWO-ROENTOE
Penempatan pengganti Stakman, yakni Residen Jellesma disambut baik, karena kemudian di Minahasa terjadi perubahan besar-besaran. Mantan Hoofddjaksa Land-of Minahassa-raad dan Kepala Distrik Sonder, pensiunan Majoor Albertus BernardusWawo-Roentoe sampai menulis surat terbuka di koran Soerabaiasch-Handelsblad 4 Maret 1896  yang memuji.





     *). Foto Koleksi KITLV Media Library dan Het Geheugen van Nederland.

SUMBER TULISAN
Koninklijk Bibiliotheek-Delpher Kranten (De Locomotief nomor 266 Sabtu 11 November 1882, nomor 159 Sabtu 12 Juli 1890, nomor 65 Selasa 14 April 1891, nomor 12 Selasa 19 Januari 1892; Java Bode nomor 270 Rabu 15 November 1882, nomor 93 Sabtu 19 April 1884, nomor 92 Rabu 23 April 1890, nomor 155 Rabu 9 Juli 1890, nomor 145 Kamis 25 Juni 1891, nomor 250 Rabu 28 Oktober 1891, nomor 212 Sabtu 12 September 1891, nomor 294 Rabu 21 Desember 1892, nomor 297 Sabtu 23 Desember 1893, nomor 100 Kamis 2 Mei 1895, nomor 25 Jumat 30 Januari 1891, nomor 289 Rabu 17 Desember 1890; De Tijd nomor 13025 Rabu 28 Mei 1890; Soerabaiasch Handelsblad nomor 108 Jumat 9 Mei 1884;  Bataviaasch Handelsblad nomor 145 Kamis 19 Juni 1884, nomor 31 Jumat 6 Februari 1891, nomor 241 Kamis 19 Oktober 1892; Bataviasch Nieuwsblad nomor 179 Rabu 9 Juli 1890).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.