Oleh: Adrianus Kojongian
Murid Sekolah Dokter-Djawa tahun 1853. *). |
Selama keberadaan Sekolah Dokter-Djawa, pemecahan rekor lulusan berasal
satu daerah, hanya terjadi di tahun 1876. Pada ujian yang berlangsung tanggal
16 September 1876, sepuluh kandidat yang mengikutinya dinyatakan lulus dan
berhak memakai gelar Dokter-Djawa.
Hebatnya, karena enam diantara lulusannya adalah berasal dari Keresidenan Manado, lebih
khusus Minahasa. Peserta asal Jawa sendiri hanya tiga orang, dan Ambon satu
orang.
Sejak Sekolah Dokter-Djawa yang masa itu disebut School tot Opleiding van Inlandsche Geneeskundigen dibuka, baru segelintir
orang Manado yang berhasil menjadi Dokter-Djawa. Mereka adalah A.Mononoetoe
lulus tahun 1858. Kemudian S.Ratumbuysang dan J.Walalangie 1872, serta
J.Runtuwene 1874 dan H.A.Pangemanan 1875.
Dengan peringkatnya, para Dokter-Djawa asal Manado yang lulus itu
adalah:
Hendrikus Dotulong, peringkat kedua.
Alexander Palenkahu, peringkat ketiga.
Markus Tampenatoe, peringkat keempat.
Elfianus Rotinsulu, peringkat keenam.
Alexander Lodewijk Karamoij, peringkat ketujuh.
Lambertus Woeloer, peringkat kesembilan.
Mereka semua dinyatakan lulus dengan memuaskan. Satu kandidat
berasal Keresidenan Bagelan, yakni Mas Kahar Wongso Soeponte, berada di
peringkat teratas. Mas Soeponte dinyatakan lulus dengan sangat memuaskan.
Dokter-Djawa lain yang lulus dengan predikat memuaskan adalah: Hans Patijnasarani dari Ambon, di peringkat
kelima. Mas Kerto Sasmito dari Banyumas, di peringkat kedelapan serta Mas Salim
Sastro Hoesadho, dari Yogyakarta di peringkat kesepuluh.
Karir para Dokter-Djawa orang Minahasa ini di Dinas Kesehatan Sipil (Burgerlijken
Geneeskundigen Dienst) Hindia-Belanda rata-rata berakhir awal abad ke-20. Setelah pensiun, mereka mendapatkan izin
sebagai dokter praktek.
Sayang, tidak diperoleh data menyangkut karir Dokter-Djawa Markus
Tampenatoe dan Lambertus Woeloer. Padahal, untuk dinas saban pegawai di masa
Hindia-Belanda, baik penempatan, mutasi, pemberhentian dan pensiun biasa
diumumkan di media resmi pemerintah Hindia-Belanda, serta mutlak dikutip setiap
suratkabar yang terbit ketika itu.
Masa itu, para Dokter-Djawa biasanya ditempatkan -- seperti di Minahasa--
di afdeeling dan onderafdeeling, sementara dokter (arts) lulusan Belanda yang
menilik mereka, hanya di pusat keresidenan di Manado. Di wilayah kerjanya yang
rata-rata mencakup beberapa distrik, mereka berada dibawah pengawasan langsung para
Kontrolir. Dokter-Djawa Ratahan, umpama, akan melayani Onderafdeeling Ratahan
yang mencakup Distrik Pasan-Ratahan-Ponosakan dan Tombatu. Begitu pun
Dokter-Djawa Tondano akan melayani penderita dan pemberantasan penyakit menular
di Distrik-distrik Tondano-Toulimambot, Tondano-Touliang, Tomohon, Sarongsong
dan Tombariri. Sementara Dokter-Djawa Kema lalu Airmadidi akan melayani distrik-distrik yang sekarang ada di wilayah Tonsea.
HENDRIKUS DOTULONG
Karir Dokter-Djawa Hendrikus Dotulong hanya tercatat pada pekerjaannya
di Keresidenan Manado, sebagai dokter di Kepulauan Sangihe-Talaud dengan
kedudukan di Tahuna. Bulan Januari 1896 ia dimutasi ke Amurang Minahasa,
bertukar tempat dengan Dokter-Djawa Johan Andries. Awal bulan November 1906,
dari Amurang, ia ditugaskan ulang ke Tahuna.
Atas permintaan sendiri, bulan Februari 1908 Dokter-Djawa Hendrikus
Dotulong dipensiun, dan memperoleh izin membuka praktek pengobatan, bedah dan
farmasi Januari 1909.
ALEXANDER PALENKAHU
Dokter-Djawa Alexander Palenkahu (famnya kemudian sering ditulis
Pelenkahu), tercatat berpindah ke berbagai tempat di Indonesia. Bulan April
1891, dari Ratahan ia dipindahkan ke Palembang. Posisinya di Ratahan diisi
Dokter-Djawa W.Kalangie yang pindah dari Pemalang.
Bulan Juni 1893 ia dipindah dari Palembang ke Mokko-Mokko Bengkulu. Kemudian
Mei 1896 dari Mokko-Mokko kembali ke Minahasa, ditempatkan di Kakas. Bulan
September 1901 ia berhenti dari dinas di Kakas, dan menjadi dokter di Paleleh.
Di Paleleh, bulan Agustus 1914 keluar izinnya sebagai dokter praktek umum.
ELFIANUS ROTINSULU
Dokter-Djawa Elifianus Rotinsulu lama berdinas di Tondano. Awal Mei 1903
ia ditransfer ke Tahuna bertukar posisi dengan Dokter-Djawa Johan Andries.
Namun dibatalkan pertengahan Mei itu, sebab kemudian ia ditempatkan di Manado.
Dokter-djawa Roland Tumbelaka mengisi posnya di Tahuna, sementara Andries
diposisikan di Kakas, dan Dokter-Djawa Johannis Kawilarang yang sebelumnya
bertugas di Manado, mengisi tempatnya di Tondano.
Awal Agustus 1907 dari Manado, Dokter-Djawa E.Rotinsulu dipindah ke
Bacan, bertukar tempat dengan Dokter-Djawa B.J.Th.Umboch. Terhitung tanggal 16
Agustus 1908 ia pensiun, dan sejak April 1909 memperoleh izin praktek di
Indonesia, dimanapun tidak ada apoteker atau dokter Eropa.
ALEXANDER LODEWIJK KARAMOIJ
Dokter-Djawa Alexander Lodewijk Karamoij (famnya kemudian dicatat
Karamoy), memiliki catatan panjang sejak tahun 1877. Ia awalnya bertugas di
Atchin (Aceh). Bulan Februari 1877 ia diberitakan berangkat ke Aceh dengan
pasukan baru yang ditugaskan memerangi perlawanan rakyat disana.
Awal bulan Maret 1888 ia sementara ditempatkan di Meester Cornelis.
Kemudian dipindah ke Manado. Bulan
Januari 1891 dipindah dari Manado ke Onderafdeeling Limboto-Kwandang, bertukar
tempat dengan Dokter-Djawa H.Wullur.
Dari sini, Dokter-Djawa A.L.Karamoy, pindah ke Ratahan Desember 1891.
Residen Manado kemudian memindahkannya ke ibukota Manado bulan Juni 1893, dan
mulai Mei 1896 ditempatkan di Gorontalo. Setelah sembilan tahun di Gorontalo,
pada Maret 1905 ia dipindah ke Tondano. ***
*). Foto koleksi Batavia Digital Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia.
BAHAN OLAHAN:
Delpher Kranten:
Algemeen Handelsblad 26 Juni 1903.
Bataviaasch Handelsblad 1 Mei 1891.
Bataviaasch Nieuwsblad 5 Maret 1893,1 Mei 1903,28
Mei 1903,8 November 1906,9 Agustus 1907,6 Agustus 1908,15 April 1909.
De Locomotief 6 Juni 1893,22 Januari 1896.21 Februari 1908,30 Januari
1909,10 Agustus 1915.
Het Nieuws van den Dag 12 Januari 1892.
Java Bode 11 Oktober 1876,14 Januari 1891,24 Juni 1893,27 Mei 1896.
Ensiklopedia Tou Manado.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.