Oleh: Adrianus Kojongian
Frits Laoh. *) |
Orang
Manado, lebih spesifik orang Minahasa, di masa awal kemerdekaan hampir selalu
mendominasi dewan perwakilan rakyat terutama di masa Negara Indonesia Timur (NIT).
Selain berkiprah di pemerintahan, dengan menduduki posisi menteri, bahkan
perdana menteri serta pejabat-pejabat tinggi kementerian, peran dari wakil-wakil
rakyat asal Minahasa yang terpilih lewat pemilihan demokratis, baik dari
Minahasa, mau pun mewakili daerah pemilihan lain, menandakan tingginya
partisipasi politik orang Minahasa dan besarnya pengaruh, wibawa dan tingkat
kemajuan orang Minahasa masa itu.
Ketika
kemudian Negara Indonesia Timur berakhir, berubah menjadi negara bagian dari Republik
Indonesia Serikat (RIS) yang berdiri tanggal 27 Desember 1949, orang Manado pun
dominan terpilih mewakili kawasan Indonesia Timur duduk di parlemen RIS.
Komite
khusus parlemen NIT pada 9 Desember 1949
memilih 17 anggotanya untuk jadi anggota parlemen RIS yang mulai bersidang di
Jakarta tanggal 15 Februari 1950.
Dari
17 anggota tersebut, sebanyak delapan orang adalah asal Manado. Ini mengalahkan
keterwakilan orang Sulawesi Selatan dan Maluku, meski Mononutu dan Rotti tidak
mewakili langsung Minahasa. Mononutu ketika jadi anggota parlemen NIT mewakili
Maluku Utara, sementara Ds.Rotti mewakili Nusa Tenggara.
Selengkapnya
kedelapan anggota parlemen RIS asal NIT orang Manado adalah:
Gustaf Erens Dauhan
Ds.Mr.theol.Alexander
Rotti
Mr.Teng Tjing
Leng
Tom Olii
Anton Cornelis Manoppo
Arnoldus Mononutu
Mevrouw Anthonette
Wailan Waroh
F.A.P.Pitoy.
Arnoldus
Mononutu kemudian diangkat sebagai Menteri Penerangan RIS, sehingga Ryclof
Constantyn Lodewik Lasut dipilih menjadi anggota parlemen RIS.
Anggota
parlemen lain asal NIT adalah Achmad Sjehan Bahmid (tokoh NU asal Maluku Utara,
tapi ketika diangkat anggota parlemen NIT 1946 berdomisili di Tomohon).
Kemudian ada E.U.Pupella, I.B.P.Manuaba, B.Sahetapy-Engel, Andi Gappa Sonda
Dg.Matajang, A.D.Andilolo, L.E.Manteiro dan E.Jamco.
Gustaf
Erens Dauhan yang terkenal dengan nama Geda kelahiran Siau 1900, adalah seorang
wartawan dan pejuang. Ia pernah Ketua Komite Tenaga Rakyat (KTR) September
1944 serta Ketua Barisan Nasional Indonesia (BNI) 1946.
Ds.Mr.theol.Alexander
Rotti, kelahiran Manado adalah pendeta lulusan Sekolah Pendeta Oegstgeest
Belanda 1920. Kemudian dengan beasiswa dari Union
Theological Seminary meraih gelar magister dalam teologia dari Columbia
University New York Mei 1948 (tercatat orang Indonesia pertama yang memperoleh
gelar dalam teologi di Amerika Serikat). Ketika bertugas sebagai pendeta di
Kupang dipilih mewakili Timor (Nusa Tenggara) sebagai anggota parlemen NIT 24
Desember 1946. Alex Rotti terkenal di parlemen NIT dengan mosi Rotti Mei 1947 yang
mengakibatkan kabinet PM NIT Nadjamudin Daeng Malewa direshuffle. Selang November 1947-Mei 1948 memimpin Fraksi Koalisi
Demokrat di parlemen NIT. Ia pun pernah Bendahara Ikatan Indonesia untuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa (IIPBB) 1951, anggota Badan Pertimbangan Kebudayaan (BPK) 1952,
Direktur Young Men’s Christian
Association (YMCA) Indonesia, dan kelak anggota Dewan Gereja Protestan di
Indonesia.
Tom
Olii, adalah adalah tokoh pergerakan dari Gorontalo, pernah duduk di Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Sulawesi Utara dan Tengah 1945.
Anton
Cornelis Manoppo (kelahiran 1908), adalah pengacara dan tokoh politik dari
Bolaang-Mongondow, lepasan Rechtsschool 1928. Anak tertua Raja Datoe Cornelis
Manoppo ini menjadi anggota parlemen NIT 1946-1950, dan Ketua Dewan Rakyat
Gabungan Bolmong. Kelak pejabat Kepala Daerah Bolmong Juni-November 1954, dan
terakhir berpangkat Residen. Putrinya bernama Kartini Manoppo dikawini Presiden
Soekarno.
Mr.Teng
Tjing Leng kelahiran Manado 13 Juli 1906
lulusan Leiden adalah seorang pengacara terkenal (kelak mahaguru di Unhas).
Anthonette Wailan Waroh, kelahiran Armadidi, 25 November
1901 (meninggal 9 Maret 1991), lulusan Sekolah Guru Ambon 1919, dan guru di berbagai tempat.
Ia menjadi anggota Parlemen NIT duduk dalam Fraksi
Nasional Progresif serta ikut merintis penyatuan NIT ke NKRI.
Ryclof
Constantyn Lodewijk Lasut, kelahiran Remboken 8 Desember 1904 (meninggal 14 Mei
1977), adalah pamongpraja terkenal Minahasa, pernah Hukum Kedua di berbagai
tempat lalu Hukum Besar Tomohon 1944-1946. Ia berpengalaman anggota Minahasaraad
(Dewan Minahasa) dan anggota parlemen NIT sejak April 1947.
Republik
Indonesia Serikat, selain NIT, mencakup pula Negara Republik Indonesia (RI), Negara
Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, Negara
Sumatera Selatan, lalu daerah-daerah otonom seperti: Daerah Jawa Tengah, Daerah
Bangka, Daerah Belitung, Daerah Riau, Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Daerah Dayak
Besar, Daerah Banjar, Daerah Kalimantan Tenggara dan Daerah Kalimantan Timur.
Dari
negara dan daerah bagian RIS ini, ada pula tiga orang Minahasa yang dipilih
sebagai anggota parlemen RIS.
Otto Rondonuwu,
dari Republik Indonesia.
Alfonsus Rondonuwu,
dari Daerah Jawa Tengah.
J.Langkay, dari Negara
Jawa Timur.
Otto
Maengkom Evert Rondonuwu, kelahiran Tondano 18 Oktober 1913 (meninggal 29
Februari 1996), adalah pejuang Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), dan
anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sejak 1945. Ia pun pernah
anggota parlemen NIT dan Desember 1953 diangkat sebagai anggota Dewan Penasehat
Dewan Moneter RI dan Sekretaris Inter-Parlementary
Union (IPU) Indonesia
Alfonsus
Rondonuwu (meninggal di Amsterdam 14 Agustus 1955), seorang pendeta yang lama
bertugas di Jawa Tengah, sementara J.Langkay, tokoh yang menjabat pula Panitera
Dewan Pengurus Uni Perusahaan Pelayaran Indonesia (UPPI).
RIS
tidak berumur panjang, ketika dibubarkan 17 Agustus 1950, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia diteguhkan. Para anggota parlemen RIS otomatis menjadi pula
anggota parlemen Republik Indonesia.
Orang Manado di parlemen bergabung dalam
fraksi partai-partai politik besar masa itu. Umpama Otto Rondonuwu dari Partai Sosialis
lalu membentuk dan mengetuai 1953 Fraksi Progresif. Ds.Alex Rotti Fraksi
Demokrat, F.A.P.Pitoy dari PIR. Mevrouw A.Waroh bersama J.Langkai dari Partai
Rakyat Nasional (PRN). Tom Olii Masyumi. A.C.Manoppo Fraksi Demokrat, serta G.E.Dauhan dan Alfonsus Rondonuwu Fraksi Partai
Nasional Indonesia (PNI).
Selang
masa tersebut, terjadi penggantian anggota parlemen orang Manado, namun juga
masuknya sejumlah orang Manado baru. Frits Laoh, duduk dari Fraksi PRN.
Matthias Joost Oentoe dari Partai Katolik serta Jakin Intan Permata di PRN. Bulan Juli 1955
Mohammad Ismail Napu asal Gorontalo duduk mewakili Masyumi mengganti
Moh.L.Latjuba.
Frits
Laoh kelahiran 25 Desember 1888 (meninggal 18 Juni 1961), lulusan Middelbare Handels Onderwijs Jakarta, di
masa kolonial sebagai kepala karyawan Koninklijke
Paketvaart-Maatschappij (KPM) 1908-1935, anggota Volksraad 1918-1931, lalu masa kemerdekaan anggota Dewan Pertimbangan Agung (1946-1950), Direktur
Firma Indonesian Motor Company, Presdir Perserikatan Pelayaran Bintang
Merah-Putih 1951 dan Presdir NV RIS Trading Company.
Jakin
Intan Permata, adalah seorang nasionalis yang menjadi pimpinan Barisan Nasional
Indonesia (BNI) serta Ketua Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) di tahun
1946. Kemudian dikenal sebagai Walikota Manado Mei 1955-September 1958.
Awal
Oktober 1955 diangkat 2 anggota baru parlemen asal Minahasa, yakni Petrus Muntu-Untu Tangkilisan
serta Jan Daniel Massie. Massie dari PRN menggantikan Frits Laoh yang diutus
PRN menjadi Menteri Perhubungan dalam kabinet pimpinan Perdana Menteri
Mr.Burhanuddin Harahap. Sementara P.M.Tangkilisan dari Partai Buruh menggantikan
Asraruddin yang jadi Wakil Menteri Perhubungan.
Drs.Jan
Daniel Massie, kelahiran Langowan 20 November 1901, dari wakil direktur
kemudian menjabat Presiden Direktur Bank Dagang Negara sejak Februari 1954.
Seperti Laoh, ia menjadi Menteri Urusan Penertiban Bank dan Modal Swasta
Agustus 1964-Maret 1966. Kelak Asisten Wakil Perdana Menteri (Waperdam)
bidang Ekonomi dalam Kabinet Dwikora yang disempurnakan lagi.
Petrus
Muntu-Untu Tangkilisan, adalah pejuang kemerdekaan yang
terakhir berpangkat Mayor TNI.
PARLEMEN PEMILU 1955
Pemilihan
Umum 1955 yang diselenggarakan dibawah kabinet Burhanuddin Harahap diikuti 108
partai, organisasi dan perorangan, tapi hanya 28 yang terwakili. PNI dan
Masyumi masing-masing meraih 57 kursi di parlemen baru. Kemudian Nahdlatul Ulama
(NU) 45 kursi, PKI 39 kursi, Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII ) 8 kursi,
Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 8 kursi serta Partai Katolik 6 kursi.
Tanggal
1 Maret 1956 para anggota baru parlemen diumumkan Komisi Pemilihan Indonesia.
Sejumlah orang Manado dari daerah pemilihan Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah,
terpilih langsung dalam pemilihan umum demokratis tersebut.
B.J.Rambitan (domisili
Manado), dari PNI.
Mohammad Ismail
Napu (Makassar), dari Masyumi.
Ds. Manuel
Sondakh (Tomohon), dari Parkindo.
Zakaria Imban (Kotamobagu), dari PSII.
Boudewijn
J.Rambitan, kelahiran 1901 (meninggal 4 Januari 1989), adalah seorang nasionalis sebagai pengurus Barisan
Nasional Indonesia (BNI) di Manado di
tahun 1946 serta pejabat tinggi Departemen Pekerjaan Umum. Keanggotaannya di DPR-RI berlanjut sampai tahun 1971.
Manuel Sondakh (1905-1984), menjabat Ketua
Sinode GMIM 1951-1955. Tapi, lebih terkenal sebagai politikus. Pernah menjadi
anggota Minahasaraad 1939-1942, Ketua Minahasaraad 1948-1949
hasil pemilihan langsung. Ketua Umum Gerakan Indonesia Merdeka (GIM)
tahun 1947 dan anggota Parlemen NIT 1947.
Zakaria
Imban, pejuang kemerdekaan dan politikus Bolaang Mongondow, tamatan HIS
Kotamobagu dan pendidikan lanjutan di Yogyakarta. Jadi tokoh Partai Syarikat
Islam Indonesia (PSSI). Tanggal 1 Juli 1953 memimpin massa menjatuhkan Raja Henny
D.Manoppo, dan bertindak sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) yang
jalankan pemerintahan sementara Bolmong selang Juli-Desember 1950. Setelah
Kabupaten Bolmong terbentuk, menjadi ketua dewan pertama, Maret-Juni 1954.
WAKILI DAERAH LAIN
Selain
4 orang yang terpilih dari daerah pemilihan Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah
diatas, ada sejumlah orang Manado lain yang berhasil duduk sebagai anggota
parlemen hasil Pemilu 1955, meski terpilih mewakili daerah pemilihan lain.
Dari
PKI, tercatat dua anggota asal Manado yang duduk di parlemen. Ferdinand Runturambi
domisili Jakarta, terpilih dari daerah pemilihan Jawa Timur. Ia menjabat
Sekretaris SBPU dan anggota Biro Sentral SOBSI (Sentral Organisasi Buruh
Seluruh Indonesia). Di parlemen, duduk di Fraksi Pembangunan, dan setelah G30S/PKI
ditahan.
Orang
kedua adalah Charlotte Salawati, domisili Makassar, terpilih dari daerah
pemilihan Jakarta Raya. Charlotte yang dikenal dengan nama alias Lot dan kawin
dengan Daud adalah figur politik terkenal di Makassar, pernah anggota Gemeenteraad Makassar, Walikota
Makassar, anggota Zuid-Celebes-raad, serta
Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Sulawesi Selatan. Ia dikenal
sebagai tokoh Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), onderbouw wanita PKI. Ia pun ditahan
setelah G30S/PKI.
Dari
Partai Kristen Indonesia (Parkindo), tokoh pendidikan Heubert Senduk dengan domisili
Makassar, terpilih dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan. Heubert Senduk
adalah seorang pendidik terkenal, lulusan Hoogere
Kweekschool Bandung 1928 dan Hoofdacte
1938, Ia pernah menjabat Inspektur Pendidikan Rakyat Resort Bali-Lombok, dan
terakhir Kepala Inspeksi Sekolah Rakyat Provinsi Sulawesi. Heubert
Senduk pun pernah sebagai anggota Gemeenteraad Manado di tahun 1938. ***
*). Foto repro
Het Nieuwsblad voor Sumatra 29 Agustus 1955.
BAHAN OLAHAN
Delpher-Kranten:
Algemeen Handelsblad 8 Maret 1918.
Algemeen Indisch Dagblad 22 Januari
1951, 4 April 1955, 12 Agustus, 16 Agustus 1955.
De Indische Courant 25 Mei 1928.
De Locomotief 29 Mei 1949, 25 Oktober 1949, 18
Januari 1950.
De Nieuwsgier 16
Oktober 1952, 21 April 1955, 26 Agustus 1955, 8 Oktober 1955, 11 Januari 1956, 17
April 1956.
De Vrije Pers 13 Februari 1950.
Het Dagblad 26 Mei 1948.
Het Nieuwsblad voor Sumatra 16 Januari
1950, 4 Agustus 1953.
Java Bode 12 Desember
1949, 13 Februari 1950, 15 Agustus 1950, 2 Okober 1950, 3 Juli 1954, 13 Agustus
1955, 3 Februari 1956.
Soerabaijasch Handelsblad 30 Agustus 1947.
Ensiklopedia Tou Manado.
Orang Manado di parlemen bergabung dalam fraksi partai-partai politik besar masa itu. Umpama Otto Rondonuwu dari Partai Sosialis lalu membentuk dan mengetuai 1953 Fraksi Progresif. Ds.Alex Rotti Fraksi Demokrat, F.A.P.Pitoy dari PIR. Mevrouw A.Waroh bersama J.Langkai dari Partai Rakyat Nasional (PRN). Tom Olii Masyumi. A.C.Manoppo Fraksi Demokrat, serta G.E.Dauhan dan Alfonsus Rondonuwu Fraksi Partai Nasional Indonesia (PNI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.