Jumat, 13 Februari 2015

Orang Manado di Parlemen 1950-an

 

 

 

                                                          

 

                                                        Oleh: Adrianus Kojongian

 

 

 

 

 

 




Frits Laoh. *)







Orang Manado, lebih spesifik orang Minahasa, di masa awal kemerdekaan hampir selalu mendominasi dewan perwakilan rakyat  terutama di masa Negara Indonesia Timur (NIT). Selain berkiprah di pemerintahan, dengan menduduki posisi menteri, bahkan perdana menteri serta pejabat-pejabat tinggi kementerian, peran dari wakil-wakil rakyat asal Minahasa yang terpilih lewat pemilihan demokratis, baik dari Minahasa, mau pun mewakili daerah pemilihan lain, menandakan tingginya partisipasi politik orang Minahasa dan besarnya pengaruh, wibawa dan tingkat kemajuan orang Minahasa masa itu.

Ketika kemudian Negara Indonesia Timur berakhir, berubah menjadi negara bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berdiri tanggal 27 Desember 1949, orang Manado pun dominan terpilih mewakili kawasan Indonesia Timur duduk di parlemen RIS.

Komite khusus parlemen NIT  pada 9 Desember 1949 memilih 17 anggotanya untuk jadi anggota parlemen RIS yang mulai bersidang di Jakarta tanggal 15 Februari 1950.

Dari 17 anggota tersebut, sebanyak delapan orang adalah asal Manado. Ini mengalahkan keterwakilan orang Sulawesi Selatan dan Maluku, meski Mononutu dan Rotti tidak mewakili langsung Minahasa. Mononutu ketika jadi anggota parlemen NIT mewakili Maluku Utara, sementara Ds.Rotti mewakili Nusa Tenggara.

Selengkapnya kedelapan  anggota  parlemen RIS asal NIT orang Manado adalah:

Gustaf Erens Dauhan
Ds.Mr.theol.Alexander Rotti
Mr.Teng Tjing Leng
Tom Olii
Anton Cornelis Manoppo
Arnoldus Mononutu
Mevrouw Anthonette Wailan Waroh
F.A.P.Pitoy.

Arnoldus Mononutu kemudian diangkat sebagai Menteri Penerangan RIS, sehingga Ryclof Constantyn Lodewik Lasut dipilih menjadi anggota parlemen RIS.

Anggota parlemen lain asal NIT adalah Achmad Sjehan Bahmid (tokoh NU asal Maluku Utara, tapi ketika diangkat anggota parlemen NIT 1946 berdomisili di Tomohon). Kemudian ada E.U.Pupella, I.B.P.Manuaba, B.Sahetapy-Engel, Andi Gappa Sonda Dg.Matajang, A.D.Andilolo, L.E.Manteiro dan E.Jamco.

Gustaf Erens Dauhan yang terkenal dengan nama Geda kelahiran Siau 1900, adalah seorang wartawan dan pejuang. Ia pernah Ketua Komite Tenaga Rakyat (KTR) September 1944 serta Ketua Barisan Nasional Indonesia (BNI) 1946.

Ds.Mr.theol.Alexander Rotti, kelahiran Manado adalah pendeta lulusan Sekolah Pendeta Oegstgeest Belanda 1920. Kemudian dengan beasiswa dari Union Theological Seminary meraih gelar magister dalam teologia dari Columbia University New York Mei 1948 (tercatat orang Indonesia pertama yang memperoleh gelar dalam teologi di Amerika Serikat). Ketika bertugas sebagai pendeta di Kupang dipilih mewakili Timor (Nusa Tenggara) sebagai anggota parlemen NIT 24 Desember 1946. Alex Rotti terkenal di parlemen NIT dengan mosi Rotti Mei 1947 yang mengakibatkan kabinet PM NIT Nadjamudin Daeng Malewa direshuffle. Selang November 1947-Mei 1948 memimpin Fraksi Koalisi Demokrat di parlemen NIT. Ia pun pernah Bendahara Ikatan Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (IIPBB) 1951, anggota  Badan Pertimbangan Kebudayaan (BPK) 1952, Direktur Young Men’s Christian Association (YMCA) Indonesia, dan kelak anggota Dewan Gereja Protestan di Indonesia. 

Tom Olii, adalah adalah tokoh pergerakan dari Gorontalo, pernah duduk di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Sulawesi Utara dan Tengah 1945.

Anton Cornelis Manoppo (kelahiran 1908), adalah pengacara dan tokoh politik dari Bolaang-Mongondow, lepasan Rechtsschool 1928. Anak tertua Raja Datoe Cornelis Manoppo ini menjadi anggota parlemen NIT 1946-1950, dan Ketua Dewan Rakyat Gabungan Bolmong. Kelak pejabat Kepala Daerah Bolmong Juni-November 1954, dan terakhir berpangkat Residen. Putrinya bernama Kartini Manoppo dikawini Presiden Soekarno.

Mr.Teng Tjing Leng  kelahiran Manado 13 Juli 1906 lulusan Leiden adalah seorang pengacara terkenal (kelak mahaguru di Unhas).
                              
Anthonette Wailan Waroh, kelahiran Armadidi, 25 November 1901 (meninggal  9 Maret 1991), lulusan Sekolah Guru  Ambon 1919, dan guru di berbagai tempat. Ia menjadi anggota Parlemen NIT duduk dalam Fraksi Nasional Progresif serta ikut merintis penyatuan NIT ke NKRI.

Ryclof Constantyn Lodewijk Lasut, kelahiran Remboken 8 Desember 1904 (meninggal 14 Mei 1977), adalah pamongpraja terkenal Minahasa, pernah Hukum Kedua di berbagai tempat lalu Hukum Besar Tomohon 1944-1946. Ia berpengalaman anggota Minahasaraad (Dewan Minahasa) dan anggota parlemen NIT sejak April 1947.

Republik Indonesia Serikat, selain NIT, mencakup pula Negara Republik Indonesia (RI), Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, lalu daerah-daerah otonom seperti: Daerah Jawa Tengah, Daerah Bangka, Daerah Belitung, Daerah Riau, Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Daerah Dayak Besar, Daerah Banjar, Daerah Kalimantan Tenggara dan Daerah Kalimantan Timur.

Dari negara dan daerah bagian RIS ini, ada pula tiga orang Minahasa yang dipilih sebagai anggota parlemen RIS.

Otto Rondonuwu, dari Republik Indonesia.
Alfonsus Rondonuwu, dari Daerah Jawa Tengah.
J.Langkay, dari Negara Jawa Timur.

Otto Maengkom Evert Rondonuwu, kelahiran Tondano 18 Oktober 1913 (meninggal 29 Februari 1996), adalah pejuang Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), dan anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sejak 1945. Ia pun pernah anggota parlemen NIT dan Desember 1953 diangkat sebagai anggota Dewan Penasehat Dewan Moneter RI dan Sekretaris Inter-Parlementary Union (IPU) Indonesia

Alfonsus Rondonuwu (meninggal di Amsterdam 14 Agustus 1955), seorang pendeta yang lama bertugas di Jawa Tengah, sementara J.Langkay, tokoh yang menjabat pula Panitera Dewan Pengurus Uni Perusahaan Pelayaran Indonesia (UPPI).

RIS tidak berumur panjang, ketika dibubarkan 17 Agustus 1950, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia diteguhkan. Para anggota parlemen RIS otomatis menjadi pula anggota parlemen Republik Indonesia. 

Orang Manado di parlemen bergabung dalam fraksi partai-partai politik besar masa itu. Umpama Otto Rondonuwu dari Partai Sosialis lalu membentuk dan mengetuai 1953 Fraksi Progresif. Ds.Alex Rotti Fraksi Demokrat, F.A.P.Pitoy dari PIR. Mevrouw A.Waroh bersama J.Langkai dari Partai Rakyat Nasional (PRN). Tom Olii Masyumi. A.C.Manoppo Fraksi Demokrat, serta  G.E.Dauhan dan Alfonsus Rondonuwu Fraksi Partai Nasional Indonesia (PNI).

Selang masa tersebut, terjadi penggantian anggota parlemen orang Manado, namun juga masuknya sejumlah orang Manado baru. Frits Laoh, duduk dari Fraksi PRN. Matthias Joost Oentoe dari Partai Katolik serta Jakin Intan Permata di PRN. Bulan Juli 1955 Mohammad Ismail Napu asal Gorontalo duduk mewakili Masyumi mengganti Moh.L.Latjuba.

Frits Laoh kelahiran 25 Desember 1888 (meninggal 18 Juni 1961), lulusan Middelbare Handels Onderwijs Jakarta, di masa kolonial sebagai kepala karyawan Koninklijke Paketvaart-Maatschappij (KPM) 1908-1935, anggota Volksraad 1918-1931, lalu masa kemerdekaan anggota Dewan Pertimbangan Agung (1946-1950), Direktur Firma Indonesian Motor Company, Presdir Perserikatan Pelayaran Bintang Merah-Putih 1951 dan Presdir NV RIS Trading Company.

Jakin Intan Permata, adalah seorang nasionalis yang menjadi pimpinan Barisan Nasional Indonesia (BNI) serta Ketua Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) di tahun 1946. Kemudian dikenal sebagai Walikota Manado Mei 1955-September 1958.

Awal Oktober 1955 diangkat 2 anggota baru parlemen asal Minahasa, yakni Petrus Muntu-Untu Tangkilisan serta Jan Daniel Massie. Massie dari PRN menggantikan Frits Laoh yang diutus PRN menjadi Menteri Perhubungan dalam kabinet pimpinan Perdana Menteri Mr.Burhanuddin Harahap. Sementara P.M.Tangkilisan dari Partai Buruh menggantikan Asraruddin yang jadi Wakil Menteri Perhubungan.

Drs.Jan Daniel Massie, kelahiran Langowan 20 November 1901, dari wakil direktur kemudian menjabat Presiden Direktur Bank Dagang Negara sejak Februari 1954. Seperti Laoh, ia menjadi Menteri Urusan Penertiban Bank dan Modal Swasta Agustus 1964-Maret 1966. Kelak Asisten Wakil Perdana Menteri (Waperdam) bidang Ekonomi dalam Kabinet Dwikora yang disempurnakan lagi.

Petrus Muntu-Untu Tangkilisan, adalah pejuang kemerdekaan yang terakhir berpangkat Mayor TNI.

PARLEMEN PEMILU 1955
Pemilihan Umum 1955 yang diselenggarakan dibawah kabinet Burhanuddin Harahap diikuti 108 partai, organisasi dan perorangan, tapi hanya 28 yang terwakili. PNI dan Masyumi masing-masing meraih 57 kursi di parlemen baru. Kemudian Nahdlatul Ulama (NU) 45 kursi, PKI 39 kursi, Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII ) 8 kursi, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 8 kursi serta Partai Katolik 6 kursi.

Tanggal 1 Maret 1956 para anggota baru parlemen diumumkan Komisi Pemilihan Indonesia. Sejumlah orang Manado dari daerah pemilihan Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, terpilih langsung dalam pemilihan umum demokratis tersebut.

B.J.Rambitan (domisili Manado), dari PNI.
Mohammad Ismail Napu (Makassar), dari Masyumi.
Ds. Manuel Sondakh (Tomohon), dari Parkindo.
Zakaria  Imban (Kotamobagu), dari PSII.

Boudewijn J.Rambitan, kelahiran 1901 (meninggal 4 Januari 1989), adalah seorang nasionalis sebagai pengurus Barisan Nasional Indonesia (BNI) di Manado  di tahun 1946 serta pejabat tinggi Departemen Pekerjaan Umum.  Keanggotaannya di DPR-RI berlanjut sampai tahun 1971.

Manuel Sondakh (1905-1984), menjabat Ketua Sinode GMIM 1951-1955. Tapi, lebih terkenal sebagai politikus. Pernah menjadi anggota Minahasaraad 1939-1942, Ketua Minahasaraad 1948-1949 hasil pemilihan langsung. Ketua Umum Gerakan Indonesia Merdeka (GIM) tahun 1947 dan anggota Parlemen NIT 1947.

Zakaria Imban, pejuang kemerdekaan dan politikus Bolaang Mongondow, tamatan HIS Kotamobagu dan pendidikan lanjutan di Yogyakarta. Jadi tokoh Partai Syarikat Islam Indonesia (PSSI). Tanggal 1 Juli 1953 memimpin massa menjatuhkan Raja Henny D.Manoppo, dan bertindak sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) yang jalankan pemerintahan sementara Bolmong selang Juli-Desember 1950. Setelah Kabupaten Bolmong terbentuk, menjadi ketua dewan pertama, Maret-Juni 1954.

WAKILI DAERAH LAIN
Selain 4 orang yang terpilih dari daerah pemilihan Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah diatas, ada sejumlah orang Manado lain yang berhasil duduk sebagai anggota parlemen hasil Pemilu 1955, meski terpilih mewakili daerah pemilihan lain.

Dari PKI, tercatat dua anggota asal Manado yang duduk di parlemen. Ferdinand Runturambi domisili Jakarta, terpilih dari daerah pemilihan Jawa Timur. Ia menjabat Sekretaris SBPU dan anggota Biro Sentral SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia). Di parlemen, duduk di Fraksi Pembangunan, dan setelah G30S/PKI ditahan.

Orang kedua adalah Charlotte Salawati, domisili Makassar, terpilih dari daerah pemilihan Jakarta Raya. Charlotte yang dikenal dengan nama alias Lot dan kawin dengan Daud adalah figur politik terkenal di Makassar, pernah anggota Gemeenteraad Makassar, Walikota Makassar, anggota Zuid-Celebes-raad, serta Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Sulawesi Selatan. Ia dikenal sebagai tokoh Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), onderbouw wanita PKI. Ia pun ditahan setelah G30S/PKI.

Dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo), tokoh pendidikan Heubert Senduk dengan domisili Makassar, terpilih dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan. Heubert Senduk adalah seorang pendidik terkenal, lulusan Hoogere Kweekschool Bandung 1928 dan Hoofdacte 1938, Ia pernah menjabat Inspektur Pendidikan Rakyat Resort Bali-Lombok, dan terakhir Kepala Inspeksi Sekolah Rakyat Provinsi Sulawesi. Heubert Senduk pun pernah sebagai anggota Gemeenteraad Manado di tahun 1938. ***


*). Foto repro Het Nieuwsblad voor Sumatra 29 Agustus 1955.

BAHAN OLAHAN
Delpher-Kranten:
Algemeen Handelsblad  8 Maret 1918.
Algemeen Indisch Dagblad 22 Januari 1951, 4 April 1955, 12 Agustus, 16 Agustus 1955.
De Indische Courant 25 Mei 1928.
De Locomotief 29 Mei 1949, 25 Oktober 1949, 18 Januari 1950.
De Nieuwsgier  16 Oktober 1952, 21 April 1955, 26 Agustus 1955, 8 Oktober 1955, 11 Januari 1956, 17 April 1956.
De Vrije Pers 13 Februari 1950.
Het Dagblad 26 Mei 1948.
Het Nieuwsblad voor Sumatra 16 Januari 1950, 4 Agustus 1953.
Java Bode 12 Desember 1949, 13 Februari 1950, 15 Agustus 1950, 2 Okober 1950, 3 Juli 1954, 13 Agustus 1955, 3 Februari 1956.
Soerabaijasch Handelsblad 30 Agustus 1947.
Ensiklopedia Tou Manado.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.